Bengkulu Tengah, BM – Akibat janji yang tak kunjung direalisasikan oleh Pihak Pemda Bengkulu Tengah, terkait penutupan tambang dibawah tanah dengan sistem penambangan underground yang dilakukan PT. CBS (Cipta Buana Selaras). Tambang Batu Bara ini berada di wilayah Kecamatan Merigi Sakti dan Merigi Kelindang, Kabupaten Bengkulu Tengah sehingga berujung menimbulkan konflik yang berkepanjangan puncaknya pada hari sabtu kemarin ini masyarakat kembali menggelar aksi untuk menutup tambang tersebut.
Namun aksi tersebut pecah berujung rusuh dan memakan korban baik dari pihak anggota kepolisian maupun masyarakat yang menggelar aksi demo. Maka dari itu kami dari pihak Gabungan Ormas dan LSM Bengkulu Bersatu (GOLBE) menilai Pemda Benteng dalam hal ini lalai dan terkesan tidak mau peduli dengan masyarakat Bengkulu Tengah sehingga akibat lambatnya sikap yang diambil pihak pemda untuk menutup aktivitas tambang yang tidak membawa kesejahteraan masyarakat di seputar lokasi tambang yang berujung dengan pertumpahan darah.
“Sekarang siapa yang mau disalahkan semua lepas tangan. Maka dari itu kami dari Golbe meminta pihak-pihak terkait untuk cepat mengambil sikap jangan hanya menonton melihat musibah ini. Karena sudah berulang ulang kali menyampaikan hal ini ke pihak Pemda Benteng. Jadi, kami nilai pemda tidak profesional dan wajar saja masyarakat mendemoi PT. CBS toh pihak Pemda Benteng yang memberikan izin serta kalau dibiarkan lahan masyarakat bisa rusak”, jelas Rustam Efendi Koodinator Politik dan Kajian Hukum Golbe pada BM Online. (Rsm)