Bengkulu, BM – Dijadikannya Provinsi Bengkulu sebagai salah satu pusat pelatihan Satuan Tugas (Satgas) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) guna menekan tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang sering terjadi khususnya di wilayah Provinsi Bengkulu.
Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti saat membuka pelatihan Satuan Tugas (Satgas) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), mengatakan pihak Pemprov mengapresiasi positif terbentuknya Satgas dan Pelatihan PPA tersebut. Menurut Gubernur Bengkulu yang akrab disapa RM ini, dengan adanya Satgas, kedepan kekerasan terhadap perempuan dan anak yang diketahui marak terjadi, bisa lebih dini untuk dicegah.
Disamping itu menurut RM, dibentuknya Satgas PPA tersebut juga membantu pihak Pemprov Bengkulu untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat yang “kebal” akan penyuluhan atas larangan mengkonsumsi minuman keras. Seperti halnya terhadap masyarakat di kawasan PUT Kabupaten Rejang Lebong, yang dikenal dengan kebiasaan ibu-ibu meminum alkohol dan narkoba yakni “Kelompok Sejuta Enam” yang bangga dengan sebutan SKT (Serikat Kanji Tue).
“Mohon maaf, memang saya ingin mengeksplor persoalan ini dan saya tidak mau menutup-nutupi sesuatu yang buruk yang terjadi di salah satu wilayah Bengkulu,” jelas Gubernur Bengkulu, Dr. H. Ridwan Mukti, MH, Senin (31/10/2016).
Menurut RM untuk menyelematkan generasi penerus bangsa yang ada di sana, Pemprov Bengkulu akan memisahkan anak dengan orang tua mereka dan menyekolahkan anak yang ada dengan sistem boarding school.
“Kami akan mengambil anak-anak mereka dan akan kami pisahkan dari orang tuanya, kami akan sekolahkan mereka dalam sebuah boarding school. Kemudian akan kami kembalikan setelah mereka mengenyam pendidikan tinggi. Hal ini untuk memutus mata rantai supaya anak-anak tersebut tidak mengikuti ibunya yang tidak bisa dijadikan tauladan,” ujar Gubernur. (D12)