Bengkulu, BM – Dalam keterangan pers yang disampaikan di ruang media center Pemprov Bengkulu, angka inflasi umum Provinsi Bengkulu pada 2016 adalah 5,0 persen. Nilai inflasi Bengkulu tertinggi ke-3 Se-Sumatera, dan tidak melebihi batas atas sasaran inflasi nasional. Sedangkan Sumatera Utara mencapai 6,34 persen dan Bangka Belitung yang mencapai 6, 75 persen.
Wakil Gubernur Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, MMA mengungkapkan bahwa target pembangunan infrastruktur akan mampu menarik investor untuk melakukan investasi di Provinsi Bengkulu.
“Tentunya dengan mudahnya konektivitas antar daerah dan pembenahan birokrasi yang kita lakukan mampu meningkatkan investasi di Bengkulu,” ungkap Wagub didampingi Plt. Sekda Sudoto
Sedangkan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu Endang Kurnia mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Bengkulu diperkirakan akan tumbuh hingga 5,8 persen di tahun 2017 ini. Pertumbuhan signifikan dipengaruhi oleh beberapa pengembangan pembangunan infrastruktur strategis.
“Tahun 2017 pertumbuhan ekonomi bisa 5,2-5,4 persen, namun jika ditambah pembangunan pelabuhan akan terjadi peningkatan sekitar 0,63 persen, sehingga angkanya mencapai 5,8 persen,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu Endang Kurnia, Rabu (04/01/2016).
Endang juga menjelaskan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi akan berkorelasi dengan meningkatnya angka inflasi. Kendati demikian, angka inflasi bisa dikendalikan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), hal tersebut berdasarkan data tahun 2016 TPID berhasil meredam inflasi pangan (0,98 persen).
“Beras dan Gula mengalami deflasi, penyumbang angka inflasi terbesar terletak pada tarif angkutan udara,” terangnya bahwa pengatur tarif angkutan udara adalah di pusat, bukan di daerah. (MC/D12)