Bengkulu, BM – Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bengkulu Yuliswani, mewakili Plt Gubernur membuka rapat pleno Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD) Provinsi Bengkulu semester I tahun 2018.
Dalam sambutannya, mantan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bengkulu ini berharap, tim ini mampu mendorong perkembangan perekonomian daerah melalui kemudahan akses keuangan daerah bagi masyarakat.
“TPKAD harus bisa mensosialisasikan program-program KUR kepada masyarakat khususnya UMKM,” ujar Yuliswani, Selasa (20/2) di Hotel Santika Bengkulu.
Menurutnya, saat ini UMKM di Provinsi Bengkulu sulit berkembang karena alasan permodalan, padahal pemerintah mempunyai program bantuan kredit usaha rakyat yang bisa digunakan masyarakat, khususnya UMKM untuk mengembangkan usahanya. Untuk itu, lanjut Yulis, TPAKD perlu gencar melakukan sosialisasi dan edukasi tentang layanan jasa keuangan kepada masyarakat.
Dalam kesempatan ini, Yulis juga mengapresiasi kinerja tim TPAKD dan pihak terkait sehingga jumlah investor di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan yang signifikan.
Untuk diketahui, menurut data yang disampaikan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bengkulu Yan Syafri, jumlah investor di Provinsi Bengkulu berjumlah 3004 SID dengan jumlah transaksi Rp 294,61 Miliar. Menurut Yan Syafri, jumlah investor terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Sebelum hadirnya Bursa Efek Indonesia di Bengkulu, Yan Syafri mengatakan hanya ada sekitar 800 SID investor pasar modal, namun saat ini pertumbuhan SID di Bengkulu nomor 2 tertinggi se Indonesia. Selain itu, ada 3 perusahaan sekuritas dan 7 agen penjual reksadana yang beroperasi di Bengkulu.
“Sudah lumayan transaksi di pasar modal yang dilakukan masyarakat Bengkulu,” ujarnya.
Lanjut Syafri, aset seluruh perbankan di Provinsi Bengkulu di tahun 2017 mencapai Rp 22,32 Triliun, tumbuh sebesar 17,93% dari tahun sebelumnya dengan penyaluran kredit Rp 17,39 Triliun tumbuh 9,45% dan lebih tinggi dari penyaluran kredit secara nasional yang hanya 8%.
Sementara kredit yang bermasalah (Non Performing Loan) sebesar Rp 24,31 M atau 1,39% yang juga lebih rendah dari NPL nasional. Beberapa program yang telah dilakakukan TPAKD secara nasional untuk peningkatan akses keuangan termasuk di Bengkulu adalah Laku Pandai. Di Bengkulu terdapat 5 Bank peserta dengan 2.459 agen Laku Pandai yang tersebar di Provinsi Bengkulu. Menurut Yan Syafri, Bank Bengkulu sebagai salah satu peserta Laku Pandai telah melaunchingnya awal tahun kemarin. Ada juga Program Tabungan Simpel (simpanan pelajar untuk jenjang SD-SMA) yang juga diikuti 5 bank peserta termasuk Bank Bengkulu, mempunyai total dana Rp 12,22 Miliar dari 43.644 rekening.
Selain itu juga, tambah Yan Syafri, telah dilakukan TOT guru ekonomi tingkat SD hingga SMA, edukasi dan sosialisasi pasar modal di Kabupaten Kaur dan Rejang Lebong. Edukasi keuangan kepada nelayan di kawasan kampung nelayan sejahterah, Bimtek pelaku UMKM kolaborasi dengan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bengkulu serta TOT KKN tematik kepada mahasiswa IAIN Bengkulu dan kegiatan lainnya.
Dalam kesempatan ini, Kepala OJK juga menyampaikan kinerja dan apa saja yang sudah dilakukan Bank Bengkulu sebagai bank pemerintah daerah dalam perannya telah meningkatkan perekonomian daerah yang hasilnya sangat positif. (Frd)