Bengkulu, BM – Dinilai masih kurangnya sinergi antara Pemerintah Provinsi Bengkulu dengan Pemerintah Kota Bengkulu terkait program dan anggaran. Hal tersebut membuat Suami Fales angkat bicara, ia menyarankan agar Pemerintah Provinsi Bengkulu dan Kota Bengkulu bersinergi dalam hal membangun bengkulu. Misalnya, prioritas program di Kota Bengkulu dapat didukung dengan prioritas program Pemerintah Provinsi Bengkulu.
Dengan sinergi program dan anggaran, Suimi optimis kekurangan anggaran di Kota Bengkulu dapat ditalangi oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu.
“Kita tahu bersama bahwa Kota Bengkulu memiliki anggaran terbatas untuk membangun berbagai sektor, misalnya infrastruktur, kepariwisataan dan kesehatan. Harus dibangun komunikasi dan konsolidasi pembangunan, legislatif juga harus berperan dalam menyuaran ini. Terutama anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari dapil Kota Bengkulu,” kata Wan Sui sapaan akrabnya yang juga anggota DPRD Kota Bengkulu ini, Rabu (12/9/2018).
APBD Kota Bengkulu tidak akan mampu mencukupi tuntutan kebutuhan pembangunan di Kota Bengkulu, Suimi Fales menyebutkan selain jumlah terbatas, juga ada skala prioritas yang mau tidak mau program lain terkesampingkan. Cara sinergi program dan anggaran itu menjadi solusi menutupi kekurangan anggaran di Kota Bengkulu.
“Pemerintah Kota Bengkulu harus mampu membangun komunikasi yang baik dengan provinsi untuk harmonisasi program dan anggaran, legislatif harus berperan aktif juga mendukungnya, dengan demikian, capaian yang diinginkan dapat terwujud simultan dan terpadu, ” papar Suimi.
Untuk diketahui, Suimi Fales saat ini ingin memotori sinergi program dan anggaran itu. Untuk itu dia berniat duduk di kursi DPRD Provinsi Bengkulu melalui pemilihan umum legislatif 2019 nanti.
“Saya sudah dua periode jadi anggota dewan di Kota Bengkulu, saatnya saya berjuang untuk DPRD Provinsi Bengkulu mewakili Kota Bengkulu, kedepan saya akan menjadi salah satu legislatif yang memotori sinergi program dan anggaran antara Pemerintah Kota Bengkulu dan Pemerintah Provinsi Bengkulu,” ujarnya.
Pria kelahiran Bengkulu 21 Januari 1972 ini adalah loyalis Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Karir politiknya dimulai sejak menjadi pengurus anak cabang di kecamatan. Lahir dari 11 bersaudara menjadikan Suimi Fales sosok yang bekerja keras karena memang bukan terlahir dari keluarga kaya. “Dengan jumlah saudara sebanyak itu maka saya harus bekerja keras memenuhi kebutuhan hidup, kerja serabutan, dan Alhamdulillah saya bisa tamat kuliah dan merintis karir di dunia politik,” ungkap Suimi.
Cerita masa remajanya nyaris tanpa hura-hura. Menyelesaikan sekolah saja, cerita Suimi, harus bekerja dan berjuang keras. “Saya pernah menjual plastik asoy di Pasar Minggu, jualan ikan, narik gerobak juga kuli bangunan. Semua itu saya lakukan demi menyelesaikan sekolah dan menggapai cita-cita saya untuk hidup lebih baik dan mengangkat martabat keluarga. Saya paham sekali bagaimana rasanya sebuah perjuangan dalam hidup ini,” cerita Suimi.
Suami dari Helmi Susiyanti ini juga pernah mendaftar sebagai bakal calon Wali Kota Bengkulu ke Partai Politik ketika menjelang Pilwakot Bengkulu 2018. Meski belum kesampaian, namun Suimi bukanlah sosok yang pesimistis. “Takdir belum sampai, namun tugas kita sebagai umat adalah berjuang tanpa putus asa. Sampai tuhan menghadirkan takdir yang diinginkan kepada kita,” ucapnya. (**)