banner 1028x90

Gelar Mapaba, Ketua Rayon Syariah: Gali Potensi Diri Dengan ber-PMII

Bengkulu, BM  – Pengurus Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Fakultas Syariah (PR PMII Syariah) Komisariat IAIN Bengkulu  kembali menggelar Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) di Kantor PW NU, Jalan KH. Hasyim Ashari, Kelurahan Bentungan, Kota Bengkulu.

Mapaba kali ini, PR Rayon Syariah Komisariat IAIN Bengkulu mengusung tema “Menancapkan Idealisme dan Jiwa Kepemimpinan Melalui PMII”.

Ketua Rayon Syariah, Pebri Mapaba adalah gerbang awal sebuah proses kaderisasi pertama masa atau orientasi PMII kepada mahasiswa sebagai langkah awal untuk masuk menjadi anggota PMII.

“Ini telah menjadi agenda rutin dilakukan sebagai bentuk kaderisasi awal di PMII yang saat ini wajib dilaksanakan oleh pengurus di struktural rayon,” sampainya, Sabtu (30/03/2019).

Kegiatan ini dilakukan karena posisi strategis dan pentingnya peran serta fungsi mahasiswa sebagai agent of change.

“Mahasiswa yang notabenenya adalah agen perubahan diharapkan mampu melakukan inovasi dan kreativitas dalam melakukan perubahan yang positif,” harapnya.

Perubahan tersebut dapat diraih apabila mahasiswa mempunyai wadah untuk menyalurkan potensi diri, minat, dan bakat mahasiswa. Hal tersebut, dapat diperoleh jika mahasiswa bergabung di organisasi khususnya organisasi di luar kampus seperti PMII ini.

“Dengan berorganisasi bisa untuk belajar, menggali potensi diri, menambah ilmu pengetahuan dan menambah wawasan serta juga dapat memperluas jaringan dan banyak teman (sahabat),” katanya.

Sementara itu, Ketua Panitia acara sahabat Mapaba Muhammad Redho Purnomo, menyatakan bahwa PMII adalah organisasi Kader yang berideologikan Ahlussunnah Wal Jamaah (ASWAJA) dan berasaskan Pancasila.

“PMII adalah wadah yang tepat bagi mahasiswa untuk belajar tentang nilai-nilai keislaman dan kebangsaan serta PMII mampu mencegah faham-faham radikalisme yang akan mengganggu keutuhan Negara Kesatuan Rapublik Indonesia (NKRI),” tegasnya.

Ciri khas dari PMII, selain menanamkan nilai-nilai spiritual melalui aktivitas-aktivitas di dalamnya. Secara dialektis diharapkan mampu membentuk pola pikir.

“Pola pikir itulah yang dapat menumbuhkan kesadaran mahasiswa akan tanggung jawabnya di dalam kehidupan bemasyarakat, berbangsa, bernegara dan beragama,” tutupnya. (rls/BM)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by ExactMetrics