Bengkulu, BM – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bengkulu menggelar aksi demo di Simpang Lima Ratu Samban, Kota Bengkulu.
Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi Demo Abdullah mengatakan duka citanya soal pesta demokrasi yang sudah berlangsung 17 April lalu.
“Ini merupakan pembuktian adanya replika keranda ini bahwa demokrasi di Indonesia sudah mati,” ujarnya saat menyampaikan orasi, Jumat (24/5/2019).
“Kami menuntut tegas dan ditindak bagi penyelenggara pemilu yang telah melakukan banyak kecurangan di TPS-TPS,” kata Iqbal Hafsari saat orasinya.
Kemudian banyaknya penyelenggara pemilu yang meninggal, ia meminta pemerintah untuk membentuk tim pencari fakta.
“Kami minta penyelenggaraan pemilu yang banyak meninggal itu untuk dilakukan otopsi, agar kebenaran yang terjadi bisa terungkap,” sampainya.
Berikut 7 point pernyataan sikap IMM Bengkulu :
1. Lakukan otopsi pemilu yang gugur dalam bertugas;
2. Selesaikan sengketa pemilu secara adil, konstitusional dan beradab;
3. Stop pembungkaman demokrasi dan penyalahgunaan kekuasaan;
4. Meminta kepada pihak TNI, Polri, Bawaslu, KPU, Pers, dan Aparatur yang terlibat lainnya untuk independen dan profesional dalam mengawal proses pemilu dan pasca pemilu;
5. Mendesak kepada negara untuk membentuk tim pencari fakta atas marak beredarnya isu kecurangan pemilu 2019;
6. IMM memandang Indonesia sebagai darul ahdi wa syahada dan;
7. Serta menghimbau dan mengajak masyarakat Bengkulu, untuk tidak terprovokasi dengan situasi politik yang sedang memanas. (BM)