banner 1028x90

CSR Binaan PT. PHE NSB Gagal, Koperasi Kakao Mandek

Aceh Utara – koperasi perkebunan kakao unggul Aceh Utara yang terletak di desa Rayeuk Munye, kac Tanah Luas kab Aceh Utara, dikoperasi tersebut terdapat pabrik pengolahan kakao menjadi bubuk coklat(13/11/19).

Pengamatan media ini dilokasi kondisi fisik sudah lama tak terawat dan halaman terlihat semak. Dilingkungan tersebut terdapat bagunan kantor dan gudang yang didalamnya terdapat mesin mesin untuk pruduksi kakao menjadi bubuk coklat.

Kondisi didalam juga mulai kotor dan mesin mesin mulai diduduki tikus terlihat kotoran dan sobekan plastik dan kertas.

Diketahui bagunan dan peralatan untuk pruduksi dibantu melalui CSR PT. PHE NSB kepada Koperasi tersebut yang dibina tiga yayasan yaitu PenaBulu, agro Bina Mandiri dan Bomoe Malikussaleh.

Koperasi tersebut dari awal berdirinya baru empat bulan beroperasi setelah itu mandek sampai saat ini.

Ketua yayasan BM Fuadi selaku Pembina menuturkan, ” tugas kami hanya pendampingan dari 9 kelompok kakao menjadi satu koperasi yang sah. Tugas BM hanya sebatas pendampingan seperti musyawarah anggota dan legalitas koperasi.

Lanjutnya, Untuk lahan ini milik pribadi dia (ketua BM) dan disaat dilakukan negosiasi dengan Exxon Mobil bukan PT. PHE NSB yang lahan tersebut, namanya sewa tanah selama15 tahun pamakaian, setelah 15 tahun bagunan akan menjadi aset dia (pemilik tanah). untuk inventaris kantor dan mesin milik koperasi.

Dalam pelaksanaan ada penyertaan modal usaha 100 jt yg diberikan diawal 50 persen setelah itu kita akan melakukan evaluasi dan kenyataan tidak jalan, untuk aset berubapa pupuk dan obat obatan sekitar 85 jt tidak jelas keberadaanya.

Lanjutnya dia, memutuskan duduk perkaranya sama pak Jailani (staf humas PT.PHE NSB) jadi kami duduk ambil sikap misal ini tidak dapat dipertanggung jawabkan sisa angaran akan tetap direkening BM kita berikan 2 tahap”. Tutupnya.

Ditempat terpisah ketua koperasi kakao yusmayadi membantah “Uang yang diberikan yang pertama hanya 12 jt termasuk dibelikan timbagan, tahap kedua 5 juta dan selanjutnya 5 juta, diberikan pada saat kunjungan pihak PT.PHE NSB Pusat dalam agenda kunjungan lapangan di koperasi tersebut.dan uang tersebut di berikan langsung oleh Yayasan BM tanpa transferan atau kwitansi.

Lanjutnya, selama ini dia tidak pernah dijelaskan secara mendetil bagaimana mekanisme yang dilakukan pihak PT.PHE NSB melalui pihak yayasan kepada koperasi seperti penyertaan modal, status tempat, badan hukum belum kami ketahui sampai saat ini, untuk pupuk dan obat – obatan hanya singah sebentar digudang setelah itu kami tidak tahu kemana larinya, untuk kunci gudang dan kantor hanya dipegang oleh ketua koperasi dan ketua yayasan BM”. Jelasnya

Dihubungi terpisah melalui via handphone staf humas PT.PHE NSB Teuku.Fachrizal mengatakan “kita berharap bantuan tersebut bermanfaat untuk masyarakat,seandainya ada permasalahan merekapun terdaftar dibawah legalitas negara jadi masing masing ada aturanya jadi kita tidak masuk kedalam untuk urusan internal koperasi, kita harapkan diselesaikan secara baik supaya koperasi bisa jalan dan bermanfaatnya dan dirasakan oleh masyarakat, untuk anggaran saya kurang tahu.

Untuk masalah lahan itu masih sebatas asumsi dikedua belah pihak, dan apabila ada pihak perusahaan yang terlibat itu juga sebatas asumsi liar kalau pun ada masalah disitu sampai keproses hukum akan terjawab sendirinya.tutupnya. (zulkifli)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by ExactMetrics