banner 1028x90

Berdayakan Masyarakat, Bank Sampah Resik Becik Ubah Daur Ulang Menjadi Barang Bernilai Jual

SEMARANG, Beritamerdekaonline.com – Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di wilayah Indonesia, tentu akan semakin meningkat pula jumlah sampah yang dihasilkan dari masyarakat. Hal tersebut bisa memunculkan permasalahan serius apabila tidak ditangani dengan baik.

Salah satu terobosan baru dalam pengelolaan sampah di Indonesia adalah melalui program bank sampah. Melalui program tersebut, yang tadinya sampah tidak berguna dan hanya dibuang begitu saja, kini sampah tersebut bisa menjadi barang yang berharga dan menghasilkan uang.

Seandainya semua masyarakat mau mengelola sampah dengan baik, maka yang timbul bukanlah sebuah persoalan, melainkan malah bisa menjadi sahabat dan penghasilan tambahan.

Hadirnya bank sampah tentunya bisa memberdayakan masyarakat khususnya ibu-ibu di lingkungan mereka.

Salah satu bank sampah yang ada di wilayah Kelurahan Krobokan kota Semarang contohnya, Bank sampah tersebut bernama Resik Becik yang sudah berdiri sejak tanggal 15 Januari 2012 lalu.

Ika Yudha Kurniasari yang juga Direktur Bank Sampah Resik Becik menuturkan, dia bersama ibu-ibu di lingkungannya awal mula memang suka berkreasi dan membikin ketrampilan dari berbagai bahan bekas pakai. Nah lewat kegiatan itulah akhirnya ide membuat bank sampah muncul.

“Awal mula sebenarnya dari kreasi, makanya di sini keunggulannya adalah kreasi, kita tuh kumpulan ibu-ibu di area RT sinilah, sukanya kita bikin ketrampilan dari berbagai bahan gitu, pernah nyoba misalnya pola pita, rajut, planel gitu, terus kita temukan ada buku berjudul kreasi sampah, nah itu pemantik awalnya, kok ada judul kreasi sampah ya kita belajar otodidak ayo bikinin apa gitukan,” ucap Ika Yudha kepada Beritamerdekaonline.com, Selasa (22/9/2020).

“Nah habis udah senang bikin terutama khususnya anyaman. Nah itu, anyaman itu butuh sampah berupa bungkus tuh banyak banget, kalau kita misalnya sampah bungkus itu dapatnya dari rumah kita sendiri mesti jumlahnya kurang. Padahal kita lihat sekitar kita orang buang bungkus enak banget ya padahal warnanya bagus-bagus terus numpukin tempat sampah apalagi habis itu belajar lingkungan kan kita ngerti oh ternyata itu sampah yang tidak terurai, bikin masalah dan lain sebagainya akhirnya terus kepikiran udah bikin Bank Sampah aja biar Sampahnya warga terkumpul di sini,” terangnya.

Untuk sampah yang paling banyak diambil adalah sampah anorganik yang tidak mudah terurai khususnya plastik, koran dan kardus.

Dari bahan itulah, berbagai kreasi berhasil diciptakan diantaranya ada Tas sekolah, Tas buat tempat buku atau map, gantungan kunci, sajadah, tikar, dompet dan pernak pernik menarik lainnya yang bila ditotal mencapai sekitar 50 item produk.

Untuk nasabah yang tergabung di Bank sampah Resik Becik, menurut Ika ada sekitar 500 orang, namun yang aktif hanya 100 orang.

Untuk kondisi selama pandemi saat ini, Ika mengatakan bahwa awal mula pandemi datang terkait setoran sampah warga memang terjadi penurunan omset namun untuk saat ini sudah mulai meningkat lagi dan dari sisi kreasi juga sempat mengalami penurunan yang luar biasa, namun sejak berkreasi membuat masker, omsetnya sempat naik lagi, namun harga masker saat ini sudah mulai turun, sehingga omsetnya juga ikut turun.

“Dalam kondisi normal, sampah yang disetor bisa mencapai 300 sampai 400 kilo, namun dalam masa pandemi saat ini sempat turun hingga 200 kilo saja,” jelasnya. (Alim)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by ExactMetrics