banner 1028x90

Kopi Bengkulu, Solusi Perekonomian Di Tengah Pandemi

Plt Gubernur Bengkulu Dedy Ermansyah dalam sambutannya tentang perhelatan International Coffee Day secara virtual.

Bengkulu, Beritamerdekaonline.com – Dalam perhelatan International Coffee Day secara virtual yang mulai digelar hari ini, Pemerintah Provinsi Bengkulu optimis dapat mendongkrak laju perekonomian untuk segera pulih dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.

Plt Gubernur Bengkulu Dedy Ermansyah dalam sambutannya tentang perhelatan International Coffee Day secara virtual.

Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu H. Dedy Ermansyah menyebutkan, salah satunya dari sektor perindustrian dan perdagangan di mana kopi merupakan salah satu produk unggulan daerah.

“Luas area kebun kopi di Provinsi Bengkulu berkisar 95.313 hektar dengan produksi 56,96 ribu ton per tahun. Bengkulu juga telah mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis untuk Kopi Kepahiang dan Kopi Rejang Lebong,” ungkap Dedy dalam sambutannya secara virtual bersama Menteri Perindustrian Republik Indonesia, bertempat di Gedung Daerah Balai Raya Semarak, Kamis siang (1/10).

Menteri Perinsdustrian Dr. Agus Gumiwang Kartasasmita telah memberi kepercayaan kepada Provinsi Bengkulu sebagai tuan rumah Hari Kopi Internasional tahun 2020 dan dipusatkan di Bengkulu.

Beliau menambahkan, kopi khas Bengkulu ini memiliki tujuh aroma rasa yakni Chocolaty, Sweet, Caramelly, Flowery, Fruity, Black Tea dan Woody dengan kualitas kopi axellent, karena setara dengan Score International Specialty Coffee yang memiliki nilai antara 81,33 – 84,42.

Kopi Bengkulu.

“Artinya kualitas kopi Bengkulu tidak diragukan lagi. Hal ini dibuktikan pata tahun 2019 kopi Bengkulu telah mendapat penghargaan dari ajang Agency for The Valorization of The Agrecultural Products di Prancis,” yakin Dedy.

Untuk diketahui, Pemerintah Pusat telah mengeluarkan Peraturan Presiden No.28 Tahun 2008 Tentang Kebijakan Industri Nasional yakni pengolahan kopi yang ditetapkan sebagai salah satu insustri prioritas untuk dikembangkan. Selanjutnya Perpres tersebut ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Perindustrian No. 115/M-IDN/PER/10/2009 Tentang Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Kopi. Maka, sesuai dengan kebijakan Pemerintah Pusat tersebut Pemerintah Provinsi Bengkulu juga memprioritaskan pengembangan industri kopi sebagai salah satu produk unggulan daerah.

Produksi kopi Indonesia berkisar 700 ribu ton pertahun dan penyumbang terbesar eksport tersebut berasal dari Pulau Sumatera, salah satunya adalah Bengkulu. Namun akibat pendemi Covid-19 perekonomian global menjadi terganggu, termasuk sektor perdagangan kopi. Harga kopi internasional terus melemah, ditambah dengan penurunan pasar domestik yang berdampak pada penurunan daya beli terhadap kopi olahan.

Anjloknya harga kopi dunia otomatis mempengaruhi harga kopi nasional. Dimana harga kopi nasional saat ini berkisar Rp 20 ribu perkilogram untuk kopi asalan, kopi Robusta Rp 120 perkilogram, sedangkan kopi jenis Arabika berkisar Rp 150 ribu perkilogram.

“Dengan kondisi seperti ini membuat pelaku usaha lebih tertarik menjual kopi ke pasar lokal dan bisnis kedai kopi sebagai salah satu solusi yang lebih menjanjikan, karena meningkatnya permintaan kaum milenial yang menyukai kopi kekinian. Dan kita berharap minum kopi bisa dijadikan sebagai budaya sekaligus pengembangan insustri pengolahan kopi yang dapat mendongkrak pertumbuhan UMKM,” papar Dedy.

Sementara itu, Menteri Perinsdustrian Dr. Agus Gumiwang Kartasasmita, M.Si dalam kesempatannya menyampaikan, pada tanggal 28 September 2019 lalu Kementerian Perindustrian Republik Indonesia telah memberi kepercayaan kepada Provinsi Bengkulu sebagai tuan rumah Hari Kopi Internasional tahun 2020 dan dipusatkan di Bengkulu. Namun karena pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, membuat perhelalatan tersebut dilaksanakan secara virtual saja. (Adv)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by ExactMetrics