PADANG LAWAS, Beritamerdekaonline.com – Petani yang pertama membudidayakan Jamur Tiram asal Aek Nabara Barumun, Kabupaten Padang Lawas (Palas), Sumatera Utara, mulai menuai hasil.
Muhammad Kastol siregar yang di juluki Jendral Kancil kepada Beritamerdekaonline, Sabtu (17/10/2020), saat di lokasinya di Desa Paran Julu menceritakan, bahwa awalnya dia hanya mencoba coba membudidayakan Jamur Tiram yang di kelolanya secara swadaya dan modal ala kadar.
Lebih lanjut dijelaskan Jendral Kancil, awalnya dia mengumpulkan serbuk kayu hasil olahan soumel, di campur dengan sekam halus di urai dengan menggunakan kapur tani di campur dengan air secukupnya.
“Dan hal ini butuh waktu 45 hari memproses serbuk kayu tersebut setelah di olah, agar zatnya terurai dengan baik dan setelah terlihat tumbuh plangton plangton kecil dilakukan pengontrolan dan pengaturan kondisi blok blok cikal bakal jamur tiram tumbuh dan waktu yang di butuhkan sekitar 13 hari dalam rotasi per kali panen jarum tiram,” Ungkapnya.
“Kegiatan yang saya fokuskan membudidayakan Jamur Tiram ini, selaku tanaman Holtikultura sejak beberapa bulan lalu, akhirnya saya selalu di support oleh Pengurus HKTI Kabupaten Pasang Lawas, “papar nya.
Selanjutnya dia berharap kedepannya HKTI bisa mengembangkan pemasaran hasil budidaya ini. Agar dirinya bisa lebih fokus memperluas produksi jamur tiram ini kedepannya.
“Untuk saat ini kita telah menyediakan 360 Blok media tanam jarum tiram dan masing masing blok dapat menghasilkan 4 -5 Ons Jamur tiram siap konsumsi. Dan karena ter bengkalai di modal makanya kita hanya mampu menghasilkan 180 -200 kg per sekali putaran panen dengan jarak 8 – 10 hari sekali masa panen,” ungkapnya.
Dilain sisi, Sekretaris HKTI Kabupaten Padang Lawas Gontar Halomoan Harahap ST ketika dijumpai Awak Media ini menjelaskan, bahwa mereka sangat mengapresiasi Petani Jamur ini, tentu dalam budidaya pertanian yang mereka perbuat sebagai bentuk kepedulian terhadap kekuatan pangan di Kabupaten Padang Lawas terlebih Kecamatan Aek Nabara Barumun sebagai wilayah yang potensial perlu inovasi, karena lahan di daerah ini lebih mendominasi tanaman sawit.
Hal yang sama, Ketua HKTI Palas Leo Hasibuan menambahkan, harapnya kedepan Dinas Pertanian khususnya yang membidangi Tanaman Palawija dan Holtikultura, serta Dinas Ketahanan pangan Kabupaten Padang Lawas lebih memperhatikan potensi yang ada di daerah ini untuk di kembangkan agar lebih singkron dengan cita cita Pemkab Padang Lawas bercahaya.
“Tentu hal ini tak luput dari perhatian Pemerintahan Desa setempat baik Kecamatan agar lebih memperhatikan dan menumbuh kembangkan potensi Desa tersebut sebagi pendorong masyarakat kecil khusunya petani dalam berkarya, karena mereka ingin kehidupan mereka lebih baik dan daerah akan lebih maju dengan meningkatnya pendapatan per kapita warga,” ungkap Leo. (NST)
Penulis : NST