banner 1028x90

Rangkaian Haul Hasan Singo Barong Semarang Dimeriahkan Dengan Kirab Merah Putih

Ribuan peserta meriahkan acara kirab merah putih di kota Semarang, Minggu 27 November 2022 (Foto: Ahmad Rifqi Hidayat)

SEMARANG, Beritamerdekaonline.com – Haul Hasan Singo Barong Semarang alias Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Sumodiningrat atau Habib Hasan bin Thoha bin Yahya yang dimakamkan di Jalan Duku kota Semarang dimeriahkan dengan Kirab Merah Putih. Rangkaian acara haul dimulai dengan kirab Merah Putih dari halaman Balaikota menuju lapangan Pancasila, Simpang Lima Semarang pada Minggu pagi (27/11) dan pengajian umum pada Rabu (2/12) mendatang di kompleks Makam Habib Hasan Singo Barong.

Barisan kirab dimulai dengan menampilkan marching band dari taruna Akademi Kepolisian (Akpol) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), dilanjutkan dengan iring-iringan mobil Pemerintah Kota Semarang, disusul setelahnya dengan bendera Merah Putih sepanjang 1000 meter yang dibawa oleh para pelajar dan santri.

Menyusul setelahnya pasukan pembawa bendera Merah Putih dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser), Pencak Silat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama, Pencak Silat Tapak Suci Muhammadiyah, dan Pemuda Pancasila Kota Semarang.

Orasi Kebangsaan dan pembaretan 1000 Banser secara simbolis oleh Habib Muhammad Luthfi bin Yahya disambung dengan doa lintas agama dari 6 agama menutup Kirab Merah Putih di lapangan Pancasila. Sebelum pembaretan Banser, Ketua Forum Koordinasi Semarang Bersatu (FKSB) Kota Semarang memimpin pembacaan pernyataan sikap kebangsaan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang, H. Iswar Aminudin dalam laporannya mengatakan, 6000 orang dengan estimasi dari unsur pemerintah kota Semarang dan jajaran Camat, militer, organisasi kemasyarakatan dan pelajar serta santri.

Haul, kata Iswar juga dimeriahkan dengan tradisi penerimaan taruna Akpol sebagai warga kota Semarang dan pembaretan Banser Kota Semarang.

“Kirab ini menunjukkan pentingnya arti keberagaman dan pluralisme di kota Semarang. Haul ini pada hakikatnya juga bentuk kebanggaan akan kepahlawanan Habib Hasan bin Thoha bin Yahya,” ujarnya.

Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam orasinya mengatakan makna dibalik acara kirab Merah Putih, yakni tentang kekuatan persatuan bangsa Indonesia, “Kita duduk bersama, berdiri bersama menunjukkan suatu kekuatan tanpa suara tanpa bicara, inilah Indonesia, jangan coba-coba mengusiknya,” tegas Habib Luthfi.

Sejalan dengan itu, Habib Luthfi juga mengaku kagum dengan strategi Patih Gajahmada dalam membaca sejarah ketika Kerajaan Singosari memukul Kubilay Khan yang menjadi inspirasi muncul Sumpah Palapa.

Semangat nasionalisme dan persatuan kala itu begitu digencarkan. Semangat yang sama juga dikobarkan menuju kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan.

“Mengapa sekarang ini melentur kecintaan kita kepada bangsa dan negara?,” kata Habib Luthfi membakar semangat.

Habib Luthfi melanjutkan orasi dengan menyoroti parahnya hoaks yang bertebaran sehingga mengalihkan perhatian dan kepercayaan masyarakat.

“Bisa saja karena hoak jadi kurang percaya dengan TNInya, kurang percaya dengan polisinya, kurang percaya dengan kiainya,” ujar Habib Luthfi.

Sejalan dengan hal itu, Habib Luthfi pun mengingatkan bahwa pertahanan nasional bukan sebatas kekuatan militer. Lebih dari itu juga pertahanan dalam kekuatan pangan dan ekonomi, “Ketahanan nasional dengan petaninya, nelayannya, dengan ekonominya,”

Habib Luthfi pun mengungkapkan alasan tidak ada kata bosan untuk mengadakan kirab Merah Putih yakni bukan hanya bendera yang dikirabkan, melainkan menyiapkan dada kita, menyiapkan diri kita menjadi yang terdepan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari berbagai bahaya dan ancaman, “Kemerdekaan Indonesia berdarah, bukan hadiah,” tegasnya. (Ahmad Rifqi Hidayat)

Editor: Mualim

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by ExactMetrics