Hadiri Halalbihalal PPKL Stadion Diponegoro, Mbak Ita Berharap Pedagang Turut Jaga Keindahan Kota

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu didampingi Camat Semarang Tengah, Aniceto Magno Da Silva dan Ketua PPKL Rino membagikan door prize kepada PKL dalam acara halalbihalal PPKL Stadion Diponegoro, Minggu (21/5) pagi. (Foto: Dok BM)

SEMARANG, Berita Merdeka Online – Wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengajak PKL (Pedagang Kaki Lima) untuk menaati peraturan Pemerintah dalam kaitannya dengan menjaga kebersihan.

Dengan demikian, diharapkan hal tersebut bisa menjadikan Kota Semarang makin indah, bersih dan nyaman. Mbak Ita sapaan akrabnya juga menyampaikan jika hal tersebut dapat membuat para wisatawan merasa nyaman dan akhirnya mau berkunjung kembali ke Kota Semarang.

“Kami selalu memberi ruang (lokasi PKL berjualan), tetapi harus mengikuti aturan-aturan yang ada. Tentunya kami mendukung pelaku usaha, tapi kotanya juga harus indah, bersih dan nyaman. Kami mohon sekali lagi untuk terus jaga kebersihan, jaga kenyamanan. Kalau kota kita bersih, nyaman, bisa menjaga semuanya tentu akan membuat wisatawan datang kembali ke sini,” tutur Mbak Ita saat menghadiri Halalbihalal PPKL Stadion Diponegoro, Minggu (21/5/2023) pagi.

Wali Kota turut mengapresiasi perkembangan para PKL terkhusus di sekitaran Stadion Diponegoro. Menurutnya, perekonomian di sekitaran lokasi PKL berjualan tersebut sudah berjalan dengan baik dan berkembang.

“Saya mengapresiasi PKL di sini sangat berkembang, tetapi juga mohon pengertiannya karena sudah diberi ruang, diberi tempat, juga harus menyesuaikan apa yang sudah jadi aturan di sini. Kalau memang sampai jam 10, ya harus sampai jam 10. Karena pasti pengguna fasilitas jalan melewati tempat-tempat ini. Tetapi tentunya kami mengapresiasi bahwa perekonomian di sini berjalan dengan baik dan berkembang,” ujarnya.

Mbak Ita juga menekankan bahwa aturan apapun yang pemerintah kota Semarang buat, hal tersebut tidak akan terlepas dari tujuan untuk menyejahterakan masyarakat kota Semarang.

“Masyarakat sekarang sangat peka, jelek sedikit pasti jadi viral ataupun ada masukan-masukan kepada pemerintah. Jadi kita berharap taati dan patuhi, sehingga kita bisa bersinergi. Karena apapun, intinya pemerintah mendorong masyarakat sejahtera tetapi harus saling berkolaborasi,” ujarnya.

Sementara Ketua PPKL Stadion Diponegoro, Pringgo Surjanyo T Rino didampingi bendahara PPKL Jamal menyampaikan, pihaknya sengaja mengadakan halalbihalal bersama Wali Kota, sebagai upaya menjalin silaturahmi dan mempererat hubungan antar PKL. Selain itu juga untuk berkoordinasi antar paguyuban-paguyuban yang ada di kota Semarang maupun paguyuban di pemerintah kota.

Kedepan pihaknya tetap akan mensupport para pedagang. Ia berharap pedagang bisa menjaga komitmen dan menjaga hubungan baik dengan sesama pedagang lainnya.

“Kami sangat berharap kita mendapat fasilitas pemerintah kota berupa pemberdayaan. Jadi apabila ada event-event tidak hanya UMKM, tapi PKL ini kan juga bisa masuk ke dalam bagian untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat,” ungkap Rino.

“Alhamdulillah bisa terselenggara acara ini untuk merekatkan tali silaturahmi antara pedagang, pengurus dan pemangku wilayah terutama Pemkot Semarang dan bu Wali terima kasih sekali kehadirannya dan telah memberi hadiah door prize kepada teman-teman PKL,” tambah Jamal.

Jumlah pedagang Car Free Day (CFD) Stadion Diponegoro Minggu pagi, kata Rino, totalnya ada 1.035 pedagang. Untuk kenyamanan pengunjung, dari jumlah sebanyak itu, pihaknya membagi menjadi dua shift setiap minggunya. Untuk jumlah per shiftnya ada 500 an pedagang.

“Kita bagi dua soalnya kita antisipasi terhadap kenyamanan pengunjung, disamping itu juga kerawanan kriminal. Semenjak kita berlakukan seperti ini, pengunjung kami bertambah banyak, angka kriminalitas kita tekan bisa nol persen,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Camat Semarang Tengah, Aniceto Magno Da Silva, berharap agar kegiatan halalbihalal bisa terus dipertahankan karena merupakan warisan nenek moyang untuk saling silaturahmi, menjaga persaudaraan dan persatuan. Selain itu, kata dia, keberadaan PKL merupakan penggerak ekonomi masyarakat.

“Mereka mandiri, semua dilakukan secara mandiri, kebersihannya mandiri, seperti tadi ada sembako ya mereka mandiri, kayaknya perputaran perekonomian luar biasa. Yang jelas kebersihan, kekompakan, kerapian, keindahan harus dijaga,” ujarnya.

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *