900 RT se-Kecamatan Ngaliyan Ikuti Lomba Masak Nasi Goreng Khas Mbak Ita

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyapa ibu-ibu peserta lomba masak nasi goreng di depan kantor Kecamatan Ngaliyan. (Foto: BM Jateng)

SEMARANG, Berita Merdeka Online – Sebanyak 900 Rukun Tetangga (RT) di wilayah Kecamatan Ngaliyan mengikuti lomba masak nasi goreng khas Mbak Ita yang dilaksanakan di lapangan Voli depan kantor Kecamatan Ngaliyan, Sabtu 12 Agustus 2023.

Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka memeriahkan HUT RI yang ke-78. Acara berlangsung meriah dengan antusiasme peserta yang bersemangat menampilkan kreasi masakan nasi gorengnya.

Kehadiran Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu ditengah-tengah lomba semakin menambah semangat para ibu-ibu peserta lomba menyambut kedatangan orang nomor satu di Kota Semarang ini dengan yel-yel sangat meriah.

Di hadapan awak media, Mbak Ita, panggilan akrab Wali Kota Semarang ini menyampaikan, ide dan gagasan lomba masak nasi goreng diinisiasi oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang, Dr Ir H. Alwin Basri, MM yang tak lain suami Wali Kota Semarang Hevearita G. Rahayu.

“Nasi goreng kan masakan yang sehat untuk keluarga, lomba masak nasi goreng ini mempunyai filosofi bahwa masak nasi goreng ini kan paling mudah, semua orang suka dan familier dengan masakan nasi goreng,” ujar Mbak Ita usai berkeliling melihat hasil karya masakan nasi goreng peserta lomba.

Dikatakan Mbak Ita, lomba masak nasi goreng yang diikuti 900 RT se-Kec. Ngaliyan adalah merupakan wujud keberagaman setiap hidangan yang berbeda-beda bentuknya walaupun namanya tetap sama yaitu nasi goreng.

Masih menurut Mbak Ita, masakan nasi goreng dapat divariasikan dengan beberapa menu tambahan sayuran, buah, minuman dari buah-buahan dan lain-lainnya. Komposisi inilah yang menjadi indikator dalam penilaian lomba, dimana dalam satu piring nasi goreng dapat terpenuhi vitamin, karbohidrat dan proteinnya.

“Yang lebih penting, bahan-bahan tersebut bisa dijumpai di sekeliling kita. Ada lada, cabe, tomat dan lain-lain yang bisa ditanam dilingkungan masing-masing. Disini kita ingin menggerakkan ibu-ibu dari hulu sampai hilir mereka bisa melakukan hal yang bermanfaat di lingkungannya, buktinya adalah ibu-ibu dan perempuan-perempuan di Kec. Ngaliyan ini mampu melakukan dan itu bisa menjadikan kesejahteraan bagi keluarga,” ungkap Mbak Ita.

Wali Kota perempuan pertama di Kota Semarang ini berharap, dengan adanya lomba-lomba seperti masak nasi goreng diharapkan dapat membangun kekompakan dan guyub bersama warga lainnya sehingga warga dapat berinteraksi, saling melihat dan mencontoh hal-hal yang baik, yang dapat dilakukan oleh para peserta lomba.

Adapun final lomba masak nasi goreng khas Mbak Ita akan dilaksanakan 27 Agustus 2023 di Balai Kota Semarang.

“Dari kecamatan-kecamatan diseleksi, diambil yang terbaik dan dalam final nanti disana masak secara langsung dan menata,” pungkasnya.

Sementara itu, Camat Ngaliyan, Moeljanto, menjelaskan, pelaksanaan lomba masak nasi goreng di Kecamatan Ngaliyan dihadiri sekitar 1200 orang.

“Ini menampakkan sebuah kegembiraan warga masyarakat yang berbondong-bondong dari pagi hari sudah hadir untuk mengikuti lomba ini. Tanpa paksaan dan terlihat sangat ceria dengan hadir bersama keluarga, Saya sangat apresiasi kepada warga Kecamatan Ngaliyan ini, dari 10 kelurahan dan 900 RT bisa tampil semua di arena lomba masak nasi goreng khas Mbak Ita hari ini,” tutur Moeljanto.

Diterangkan Moeljanto, dari hasil lomba yang diikuti 900 RT di tingkat kelurahan ini akan diambil satu pemenang di 10 kelurahan yang ada di Kecamatan Ngaliyan untuk maju di tingkat kota yang akan digelar pada tanggal 27 Agustus 2023 di Balai Kota Semarang.

“Jadi nanti ada 177 kelurahan yang akan maju mewakili kelurahan di masing-masing kecamatan untuk mengikuti lomba masak nasi goreng khas mbak Ita di Balai Kota Semarang. Mudah-mudahan Kecamatan Ngaliyan bisa mendapatkan yang terbaik dalam final nanti,” harapnya.

Dirinya berpesan, bahwa kegiatan lomba masak nasi goreng khas mbak Ita ini adalah merupakan manifestasi dari kekompakan dan gotong royong warga di 900 RT yang ada di Keca Ngaliyan tidak menyusahkan warga dan tidak membuat keluarga terabaikan dengan lomba tersebut.

“Lomba ini tidak mengganggu aktifitas keluarga, akan tetapi hal ini menampilkan kreatifitas masing-masing RT sehingga keluarganya juga baik-baik saja, tidak mengganggu aktifitasnya dengan lomba kreasi masak nasi goreng ini,” tutup Moeljanto. (lim)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *