Penemuan Mayat di Kapal Perintis Adi Nusantara: Kronologi dan Dugaan Penyebab Kematian

Mayat Ditemukan Di Kapal Perintis Adi Nusantara, Diduga Ditelantarkan

PANGKAJENE, Berita Merdeka Online – Pada Senin, 25 September sekitar pukul 21.00 WITA, sebuah kejadian mengejutkan terjadi di Kapal Perintis Adi Nusantara saat berlabuh di Pulau Sapuka, Kepulauan Pangkajene, Sulawesi Selatan. Seorang anak bernama Malik (12 tahun) secara tidak sengaja menemukan mayat di kamar Anak Buah Kapal (ABK).

Menurut saksi yang tidak ingin disebutkan namanya, Malik dan lima temannya awalnya naik ke atas kapal hanya untuk jalan-jalan. Namun, saat melewati jendela kamar ABK, Malik melihat tubuh kaku yang tidak bernyawa tergeletak di dalamnya.

“Awalnya Malik naik di atas Kapal bersama lima orang rekannya sekedar jalan-jalan. Namun tak sengaja melihat masuk di jendela kamar ABK ada mayat tergeletak,” kata saksi tersebut.

Saksi tersebut juga menduga bahwa mayat tersebut telah meninggal sehari semalam dan tidak mendapatkan perawatan yang memadai dari kapten dan kru kapal.

Tim media yang kebetulan ikut berlayar di kapal tersebut segera menuju lokasi setelah mendengar informasi tentang penemuan mayat. Ironisnya, ketika kapten kapal dikonfirmasi terkait penemuan mayat tersebut, dia terlihat acuh tak acuh dan terkesan tidak peduli.

“Biar saja begitu dulu saya lagi makan mangga ini, setelah saya makan mangga baru saya turun lihat,” ujar kapten kapal dengan nada santai.

Baru setelah laporan tersebut disampaikan kepada polisi di Pulau Sapuka, kapten kapal menghubungi keluarga korban. Penyebab kematian ABK tersebut diduga kuat karena sakit dan tidak mendapatkan perawatan yang memadai dari pihak kapal.

Ada dugaan bahwa pihak kapal sengaja merahasiakan kejadian tersebut. Kesannya, kematian ABK tersebut seperti ingin ditutupi. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar mengenai standar operasional dan tanggung jawab pihak kapal terhadap kesehatan dan keselamatan para kru.

Setelah kejadian ini terungkap, pihak kepolisian di Pulau Sapuka segera melakukan investigasi. Mayat ABK tersebut dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan autopsi guna mengetahui penyebab pasti kematian.

Pihak keluarga korban yang dihubungi oleh kapten kapal sangat terpukul dengan berita ini. Mereka menuntut penjelasan dan pertanggungjawaban dari pihak kapal atas kematian yang diduga terjadi karena kelalaian.

Kasus ini menjadi perhatian publik, terutama karena sikap acuh tak acuh yang ditunjukkan oleh kapten kapal. Banyak pihak yang mengecam tindakan kapten yang lebih memilih makan mangga daripada segera menindaklanjuti laporan penemuan mayat tersebut.

Kematian ABK di atas kapal perintis ini menimbulkan banyak pertanyaan dan kecurigaan. Apakah benar kematian ABK tersebut murni karena sakit? Mengapa kapten dan kru kapal tidak segera memberikan perawatan yang diperlukan? Apakah ada faktor lain yang menyebabkan kematian tersebut?

Banyak pihak mendesak agar dilakukan investigasi menyeluruh terhadap operasional Kapal Perintis Adi Nusantara. Selain itu, ada juga desakan untuk meningkatkan standar kesehatan dan keselamatan di atas kapal, terutama bagi para ABK yang bertugas. (ZUL)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *