Untuk Majukan Budaya, Camat Mantrijeron Yogyakarta Utamakan Kearifan Lokal

Salah satu pertunjukan budaya tarian tradisional di Kecamatan Mantrijeron. Sebanyak 150 orang anak dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kemantren Mantrijeron mengikuti 'Gebyar PAUD' dalam rangka 'Festival Mantrijeron Nyawiji' di Lapangan Minggiran, Kota Yogyakarta, Sabtu (10/6/2023).

YOGYAKARTA, BERITAMERDEKAONLINE.COM – Di era globalisasi seperti saat ini perkembangan teknologi semakin canggih, dengan canggihnya teknologi, kita jadi lebih mudah untuk mengakses segala informasi yang ikut serta membawa perubahan terhadap kebudayaan manusia. Banyak manusia di era modern ini berbondong-bondong untuk meninggalkan gaya hidup yang dibilang ‘kolot’, hal itu membuat budaya-budaya dan warisan leluhur mulai terkikis seiring berkembangnya zaman. Untuk itu, Pemerintah Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta telah banyak melakukan cara dan upaya, pelestarian budaya yang disebut sebagai identitas bangsa itu sendiri.

“Sudah menjadi kewajiban kita tetap melestarikan budaya daerah yang kita punya. Generasi muda harus mempunyai rasa cinta terhadap budayanya agar budaya daerah tidak hilang. Konsep saya mengkemasnya dalam bentuk kegiatan, saya bersama unsur pemerintah tingkat kelurahan serta tokoh masyarakat, pelaku seni, melakukan rangkaian kegiatan untuk tetap menggelorakan budaya, sebagai warisan,” kata Camat Mantrijeron, Affrio Sunarno, S.Sos, Kamis (23/11/2023).

Menurut Camat Mantrijeron, mempertahankan seni budaya dilakukan dengan cara merangkul kelomok atau individu sebagai pelaku seni dan budaya di wilayahnya, kemudian membantu setiap kelompok seni budaya untuk bergeliat dan pro aktif, ikut serta dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah.

“Di Kecamatan Mantrijeron ini, ratusan orang pelaku seni dan budaya. Mereka punya talenta atau bakat dalam hal pelestarian budaya. Tentunya, saya sebagai pemerintah di tingkat Kecamatan, bertanggungjawab penuh, dalam penyaluran bakat mereka. Dengan dana yang ada, saya kumpulkan mereka semuanya, baik individu atau kelompok seninya, terjun dalam setiap event budaya, baik yang dilaksanakan kecamatan atau kota,” jelas Camat.

Hal itu lanjut Camat, bertujuan untuk memprioritaskan kearifan lokal sebagai yang terutama, dan menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya daerah, serta mempertahankannya hingga ke generasi selanjutnya.

“Saya secara pribadi mengutamakan kearifan lokal tentunya. Saya sebagai Camat terpanggil untuk hal ini, disamping itu, banyak program yang bisa dilakukan tanpa harus mendatangkan artis atau orang luar, agar anggarannya bisa diserap oleh masyarakat saya,” beber Camat Mantrijeron.

Lebih lanjut kata Camat, pihaknya juga menyediakan ruang dan waktu, untuk para pelaku seni seperti sanggar seni budaya di kecamatan Mantrijeron, memberikan pendapat, saran, serta kritikan, untuk memajukan serta pelestarian budaya.

“Kita mengajak semua pelaku budaya dan seni, baik individu atau kelompok seperti sanggar, untuk bergabung bersama pemerintah, memajukan budaya kita. Kita sebagai aparatur pemerintah menerima pendapat, saran ataupun kritik, yang konteksnya dan tujuannya sama,” katanya.

Saat ini, Camat melakukan pembuatan Jingle atau Musik Budaya, yang akan disebarluaskan ke setiap hotel di kawasan Kecamatan Mantrijeron.

“Saat ini, kita menggodok musik khas budaya kita sendiri, yang direkam oleh seniman di daerah kita sendiri. Kemudian musik atau jingle yang sudah jadi, kita akan minta setiap hotel atau penginapan di kecamatan Mantrijeron, untuk diputarkan. Kita sudah berkoordinasi dengan PHRI. Agar setiap wisatawan yang menginap bisa mendengar alunan musiknya. Tema musiknya relaksasi,” tandas Camat. (SP)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *