Agam, Beritamerdekaonline.com – Rabu, 15 Mei 2024, menjadi hari penuh haru saat Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, bersama rombongannya mengunjungi lokasi musibah banjir bandang dan tempat pengungsian korban di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Kunjungan ini tidak hanya membawa bantuan material, tetapi juga dukungan moral yang sangat dibutuhkan oleh para korban bencana.
Nikmah Dritanti, seorang warga Kecamatan Sungai Puang yang berusia 50 tahun, mengungkapkan rasa terharunya atas kunjungan langsung Gubernur Bengkulu. “Kami merasa sangat terharu dengan kehadiran Pak Gubernur yang langsung menyapa kami di tengah musibah ini. Bantuan material sangat membantu, namun kunjungan langsung seperti ini memberikan semangat baru bagi kami untuk terus bertahan meski rumah dan harta benda kami hancur diterjang banjir,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
Senada dengan Nikmah, Zulfalinda, warga Kecamatan IV Koto yang berusia 47 tahun, juga mengapresiasi bantuan dan dukungan yang diberikan oleh Gubernur Bengkulu. “Kami sangat berterima kasih atas bantuan cepat dari masyarakat Bengkulu. Ini sangat membantu kami dalam penanganan tanggap bencana. Semoga Pak Gubernur selalu sehat dan sukses, serta masyarakat Bengkulu semakin sejahtera,” ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Budi Perwira Negara, menjelaskan bahwa upaya pembersihan dan pencarian korban masih terus dilakukan oleh tim BPBD, TNI-Polri, Basarnas Sumatera Barat, dan tim relawan. “Hingga Rabu, 15 Mei 2024, jumlah korban meninggal dunia mencapai 22 jiwa, dan satu orang masih belum ditemukan. Dari 94 korban luka, tinggal lima orang yang masih dirawat di rumah sakit. Kita semua berdoa agar musibah ini segera berakhir,” jelas Budi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga memperbarui data mengenai dampak bencana ini. Hingga Selasa, 14 Mei 2024 pukul 18.35 WIB, tercatat 58 orang meninggal dunia, dan jumlah korban yang belum ditemukan bertambah dari 27 menjadi 35 orang. BNPB juga mencatat enam titik lokasi terdampak banjir lahar dan longsor di Sumatera Barat, yaitu Bukikbatabuah di Kabupaten Agam, Pandai Sikek di Kabupaten Sepuluh Kota, Lubuk Mata Kuciang, Lembah Anai, Simpang Manunggal, dan Jorong Panti di Kabupaten Tanah Datar.
Kunjungan Gubernur Bengkulu bukan hanya sekedar pemberian bantuan, tetapi juga menunjukkan pentingnya dukungan moral bagi para korban bencana. Kehadiran pemimpin daerah di lokasi bencana memberikan rasa diperhatikan dan tidak sendirian bagi para korban. “Kunjungan ini sangat penting bagi kami, karena memberikan harapan dan semangat untuk terus melanjutkan hidup,” ungkap Nikmah.
Zulfalinda juga menambahkan, “Selain bantuan material, dukungan moral sangat berarti bagi kami. Dengan kehadiran Pak Gubernur, kami merasa lebih kuat dan optimis dalam menghadapi masa sulit ini.”
Budi Perwira Negara, dalam pernyataannya, mengungkapkan harapan agar proses pemulihan berjalan dengan cepat dan semua korban bisa segera ditemukan. “Kita bersama-sama berdoa agar semua korban segera ditemukan dan situasi bisa kembali normal. Kami juga berterima kasih atas dukungan dari berbagai pihak yang membantu dalam penanganan bencana ini,” katanya.
Para relawan dan tim penyelamat terus bekerja keras di lapangan untuk memastikan bahwa semua kebutuhan korban bencana terpenuhi. Mereka melakukan berbagai upaya, mulai dari pencarian korban yang hilang hingga memberikan bantuan logistik dan medis.
Bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Sumatera Barat ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan dan koordinasi yang baik antara berbagai pihak. Kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan berbagai organisasi sangat krusial dalam penanganan bencana.
“Dalam situasi seperti ini, koordinasi yang baik antara berbagai pihak sangat penting. Kami berterima kasih kepada semua yang telah membantu, mulai dari pemerintah daerah hingga relawan di lapangan,” ujar Budi.
Kunjungan Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, ke lokasi bencana di Kabupaten Agam menunjukkan betapa pentingnya kehadiran pemimpin dalam situasi krisis. Bantuan material dan dukungan moral yang diberikan sangat berarti bagi para korban yang tengah berjuang memulihkan kehidupan mereka.
Dengan doa dan harapan, masyarakat Sumatera Barat berharap agar musibah ini segera berlalu dan proses pemulihan bisa berjalan dengan lancar. Kolaborasi dan solidaritas antarwarga serta bantuan dari berbagai pihak menjadi kunci dalam menghadapi bencana ini.
Semoga kejadian ini juga menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk selalu siap siaga menghadapi bencana dan pentingnya solidaritas dalam menghadapi tantangan yang ada. Mari kita bersama-sama berdoa dan berupaya agar situasi segera pulih dan para korban dapat kembali menjalani kehidupan mereka dengan lebih baik. (Kardinur)