Anak 6 Tahun di Desa Mukiran Meninggal Tercebur Sumur, Diduga Kambuh Epilepsi

UNGARAN, Berita Merdeka Online – Tragedi menyedihkan menimpa sebuah keluarga di Desa Mukiran, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang, pada 8 Agustus 2024. Seorang anak berusia 6 tahun berinisial BL meninggal dunia setelah tercebur ke dalam sumur sedalam 15 meter di sekitar rumahnya. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 13.00 WIB ketika BL sedang bermain di dekat sumur saat ibunya, Marsiyem (40), tengah mandi setelah mencuci pakaian di lokasi yang sama.

Kapolres Semarang, AKBP Ike Yulianto W, melalui Kapolsek Kaliwungu, Iptu A. Ruly Asmoro, mengonfirmasi insiden tersebut. Iptu Ruly menjelaskan bahwa saat kejadian, korban BL menemani ibunya mencuci pakaian di sekitar sumur yang terletak tepat di samping rumah mereka. Setelah selesai mencuci, Marsiyem mandi di kamar mandi yang bersebelahan dengan sumur, sementara BL bermain di sekitar sumur yang tertutup papan kayu.

Namun, beberapa saat kemudian, ayah korban, Purnawan Joko (45), yang berada di dalam rumah, mendengar suara kayu pecah disertai teriakan minta tolong dari anaknya. Saat Purnawan tiba di lokasi, ia mendapati anaknya telah tercebur ke dalam sumur.

“Dalam upaya penyelamatan, seorang tetangga bernama Topo (48) mencoba turun ke dalam sumur untuk mengevakuasi BL. Namun, Topo mengalami sesak napas yang diduga akibat adanya gas berbahaya di dalam sumur, sehingga ia harus dibawa ke Puskesmas untuk mendapatkan pertolongan,” terang Kapolsek.

Perangkat desa kemudian menghubungi Polsek Kaliwungu, yang selanjutnya meminta bantuan dari BPBD Kabupaten Boyolali. BPBD tiba di lokasi sekitar pukul 14.00 WIB dan berhasil mengevakuasi BL dari dalam sumur satu jam kemudian. Sayangnya, setelah diperiksa oleh pihak Puskesmas Kaliwungu, BL dinyatakan telah meninggal dunia.

“Dari keterangan orang tua korban, diketahui bahwa BL, anak kedua dari tiga bersaudara, telah menderita epilepsi selama satu tahun terakhir dan rutin menjalani terapi di RSU dr. Moewardi Solo. Keluarga korban menerima kejadian ini sebagai musibah dan menolak dilakukan autopsi,” katanya.

Kapolres Semarang, AKBP Ike Yulianto, menghimbau kepada orang tua untuk memberikan pengawasan ekstra terhadap anak-anak, terutama yang memiliki riwayat penyakit, agar kejadian serupa tidak terulang.(day)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *