Padang Panjang, (Sumbar) Beritamerdekaonline.com – Akibat perlakuan seorang siswa MTsN Padang Panjang, berinisial R yang tidak terpuji, terindikasi telah mencoreng nama sekolah yang selama ini dicap sebagai sekolah ramah anak. Hal tersebut dikarenakan perlakuan ‘R’ kelas IX, diduga telah melakukan perbuatan pemalakan dan tindakan kekerasan terhadap adik kelasnya, AZ, kelas VIII, pada hari Kamis, 15 Agustus 2024 sekira pukul 13.30 siang.
Kepala Sekolah MTsN Padang Panjang, Firmawati Anwar, S. Pd., M. Pd., saat ditemui oleh media ini, mengaku mendapat informasi kejadian tersebut sekira pukul 14.30 WIB.
“Tadi kami mendapat cerita dari korban AZ, setelah melakukan kegiatan shalat dzuhur dan makan bersama di aula bawah, kemudian datanglah pelaku R minta uang kepada AZ. Dikarenakan AZ tidak mau memberikan uang kepada R, maka R meninju AZ,” ujar Kepsek.
“Tentu kejadian tersebut dilihat oleh siswa yang lain dan melaporkannya kepada guru. Setelah dilakukan pemanggilan, kami dapat informasi AZ ini ditinju oleh R di bagian hidung dan berdarah. Tentu pihak sekolah harus membawa korban AZ ke rumah sakit. Tadi, setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, kemudian dikasih obat,” jelasnya.
“Tadi kami disini bersama Pak Hendra selaku orang tua AZ, minta izin untuk memberikan obat kepada AZ, dan Alhamdulillah anak kita AZ sudah minum obat. Dan tadi, kami sudah mendatangi R sewaktu berada di ruang BK dan ia mengakui perbuatannya,” ujarnya.
“Kami sudah duduk bersama keluarga kedua belah pihak. Tentu kita tidak ingin sekolah kita dicap negatif. Jadi, tadi kami minta izin sama Pak Hendra, besok hari Jum’at 16/8 kami kembali melakukan pertemuan di sini, membicarakan langkah-langkah apa saja yang akan ditempuh untuk menyelesaikan persoalan kedua belah pihak ini”, kata Firwawati Anwar.
Terpisah, saat media ini menemui korban AZ yang didampingi oleh kedua orang tua nya di lokasi sekolah tersebut, mengaku dipukuli oleh R. Ia juga menyampaikan saat R melakukan pemukulan tersebut, tangan sebelah kiri dan tangan sebelah kanannya, dipegang oleh dua orang seniornya.
“R yang mukulin, pak. “AZ, ada yang mengang, nggak?, waktu dipukuli?, ada, pak. “Berapa orang?. “dua orang, pak. Tahu namanya?. “Ndak tau do, pak. “Dia diputusin namanya, pak,” ujarnya.
Terakhir saat AZ ditanya bagaimana penyelesaian dari sekolah, ia mengatakan cuma dinasehati. Dan hingga berita ini ditayangkan, pihak sekolah belum menyelesaikan persoalan ini secara tuntas. (CN)