SEMARANG, Berita Merdeka Online – Pendidikan adalah salah satu sarana utama untuk meraih hasil maksimal dalam hidup manusia. Pendidikan juga merupakan sarana efektif untuk bisa menumbuhkan sikap positif yang ada pada setiap manusia. Berdasarkan hal itu, maka sudah menjadi kewajiban kita untuk selalu bisa memberikan yang terbaik bagi pendidikan, baik itu pendidikan formal maupun pendidikan dalam makna umum.
Berbicara mengenai pendidikan tentu tidak lepas dari media. Berbicara media tentu tidak lepas dari suatu benda ataupun sarana untuk bisa memberikan layanan maksimal dalam pendidikan. Ruang sebagai salah satu bagian dari struktur fisik lingkungan bisa digunakan sebagai salah satu media dan sarana belajar dan bahkan menjadi sebuah salah satu sumber belajar, termasuk ruang publik di dalamnya.
Ruang-ruang publik yang ada di sekitar kita menjadi salah satu sarana untuk bisa memberikan pembelajaran terbaik kepada murid sebagai generasi penerus bangsa. Murid membutuhkan media dan sarana kontekstual untuk bisa belajar sesuai dengan kondisi nyata dan belajar dengan benda konkrit yang ada di lingkungan sekitar murid.
Merujuk dari pendapat dari Suharno yang merupakan dosen Program Studi (Prodi) Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Widya Mataram (UWM), bahwa ruang publik adalah segala sesuatu yang merujuk pada ruang terbuka di luar bangunan yang dapat digunakan oleh siapa saja untuk berbagai aktivitas. Contoh ruang publik meliputi jalan, pedestrian, taman lingkungan, plaza, lapangan olahraga, taman kota, dan taman rekreasi.
Menurut Suharno, ruang terbuka dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu ruang terbuka umum yang mencakup jalan, pedestrian, taman lingkungan, plaza, lapangan olahraga, taman kota, dan taman rekreasi, serta ruang terbuka khusus seperti taman rumah tinggal, taman lapangan upacara, daerah lapangan terbang, dan daerah latihan militer.
Dari sudut pandang tersebut, penulis memiliki pemikiran bahwa semua ruang baik terbuka maupun tertutup, publik ataupun nonpublik, memiliki peran untuk memajukan pendidikan. Artinya, semua ruang yang ada bisa digunakan sebagai bentuk optimalisasi segala sumber daya atau aset yang ada di sekitar satuan pendidikan dan sekitar murid.
Taman misalnya, sebagai ruang terbuka hijau bisa dijadikan sebagai sarana belajar dan juga tempat outing class yang sangat sesuai dengan materi anak pada mata pelajaran IPAS dan lainnya.
Contoh lainnya lagi dalam pemanfaatan ruang public sebagai sarana edukasi dan optimalisasi untuk sumber belajar adalah jalan. Bagaimana pemanfaatan jalan sebagai ruang untuk digunakan dalam optimalisasi pembelajaran? Bisa digunakan pada mata pelajaran Matematika, di mana siswa bisa diberi tugas mengamati jumlah kendaraan yang lewat setiap 15 menit sekali ada berapa kendaraan roda 4 yang lewat. Dan dari permasalahan tersebut bisa dikembangkan, menjadi soal variasi yang lain, Misalnya, jalan pada setiap 1 kilometer memiliki gang, dan tiap gang ada berapa rumah? Berapa jumlah semua rumah di jalan tersebut?.
Dari permasalahan tersebut, murid bisa belajar bahwa di jalan itu terdapat gang dan di gang ada banyak rumah. Dengan murid belajar kaitannya dengan permasalahan jalan dan gang saja, ternyata literasi dan numerasi murid sudah masuk dan menjadi salah satu usaha untuk bisa membiasakan segala budaya positif dan potensi positif di lingkungan sehingga pemahaman murid semakin baik dan semua sumberdaya menjadi lebih baik.
Artinya, dengan gambaran yang ada, ruang publik memiliki potensi yang sangat besar, dan bisa berhasil optimal jika diberdayakan dengan baik dan sesuai dengan peruntukkannya. Selain itu, jika semua pemangku kepentingan dan dunia pendidikan jeli, dengan adanya ruang publik sebagai sumber belajar tentu akan bisa memberikan manfaat dan juga pembelajaran yang semakin bermakna bagi murid.
Tentu, agar bisa tumbuh dan berdaya secara optimal dibutuhkan kerja sama berbagai pihak agar semua aset atau ruang yang ada di lingkungan sekitar murid dan sekolah. Namun, agar ruang publik bisa menunjang pembelajaran lebih optimal dibutuhkan kolaborasi dan komunikasi semua pihak, mulai dari dinas terkait, sekolah, orang tua, dan siswa itu sendiri.
Kita sebagai insan pendidikan juga memberikan edukasi dan tindakan penerapan yang baik guna terwujudnya ruang yang edukatif dan edukasi yang semakin berkembang. Ketika pendidikan semakin berkembang, maka semakin memberikan pembelajaran makna yang baik untuk semua.
Penulis: Nur Rakhmat adalah Kepala SDN 02 Tugurejo Tugu Semarang dan pegiat Satupena Jawa Tengah