Hoaks dan Janji Manis di Pilkada 2024

Didik Agus Riyanto

SEMARANG, Berita Merdeka Online – Tahun 2024 menjadi tahun politik yang penting, dimana setelah rampungnya Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg), kini masyarakat bersiap menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak.

Seperti biasa, kampanye para calon kepala daerah (Paslon) dipenuhi dengan janji-janji manis yang bertujuan meraih simpati dan suara masyarakat.

Namun, janji-janji tersebut kerap dianggap tak realistis dan bahkan terkesan hanya ilusi belaka.

Sekretaris Jenderal LSM Buser Indonesia, Didik Agus Riyanto, mengungkapkan keprihatinannya terhadap berbagai janji yang dilontarkan Paslon di Pilkada Semarang.

“Contoh janji-janji atau program serta visi misi dari calon kepala daerah adalah perihal sekolah gratis di sekolah swasta maupun negeri, anggaran per RT 25 juta. Apakah itu semua sudah ada dasar hukumnya,” ucap Didik, Rabu (30/10/2024).

Menurutnya, beberapa janji bahkan tidak memiliki dasar hukum yang kuat, sehingga menimbulkan keraguan tentang realisasi dan dampaknya bagi masyarakat.

“Sekolah gratis di sekolah negeri sampai swasta apa bisa dijalankan, karena sekolah swasta ada yang di bawah naungan kementerian. Contoh madrasah, madrasah di bawah kementerian agama, bukan di bawah kepala daerah. Misal mau dibiayai oleh pemerintah daerah, anggarannya darimana. Dan juga 25 juta per RT. Untuk mewujudkannya juga darimana anggarannya. Mau pakai PAD. Apa tidak menjadi beban. Disini juga akan memicu terjadinya korupsi di tingkat bawah,” ujar Didik.

Sebagai masyarakat, lanjut Didik, harus lebih cerdas, jangan mau dibodohi oleh janji-janji manis paslon. Menurutnya, sebagai masyarakat yang diinginkan cuma rasa aman dan damai.

Didik mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin yang mampu menjamin stabilitas keamanan dan ketentraman di wilayahnya.

“Ada tidak paslon yang menjanjikan kota kita aman tentram. Karena kalau kota kita aman, otomatis perekonomian kita akan bagus dan maju. Masyarakat akan hidup sejahtera. Mari kita menjadi masyarakat yang bijak dalam berpolitik dan memilih pemimpin daerah yang sesuai hati nurani,” pungkasnya. (dik)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *