SEMARANG, Berita Merdeka Online – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu (Mbak Ita), mengunjungi Jatirejo Farm di Kelurahan Jatirejo, Kecamatan Gunungpati, Rabu (16/10), untuk melihat langsung pengembangbiakan sapi Wagyu. Sapi asal Jepang ini terkenal dengan daging berkualitas premium dan memiliki pasar yang besar.
Di Jatirejo Farm, selain peternakan sapi perah dan penggemukan untuk daging, sedang dikembangkan pembiakan sapi Wagyu. Kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memungkinkan peternak memanfaatkan semen beku (sperma) untuk memperluas pengembangbiakan sapi ini di Semarang dan sekitarnya.
“Kebutuhan daging Wagyu untuk restoran, kafe, dan hotel di Semarang bisa dipenuhi dari sini,” ujar Mbak Ita.
Mbak Ita menekankan bahwa Jatirejo Farm merupakan peternakan terpadu. Segala kebutuhan mulai dari pakan hingga energi dihasilkan secara mandiri. Pakan sapi berasal dari Rumput Pak Cong, yang dibudidayakan di area peternakan karena kandungan proteinnya tinggi. Bahkan, pakan diolah menggunakan mesin chopper yang ditenagai panel surya. Selain itu, kotoran ternak dimanfaatkan menjadi biogas dan pupuk organik.
“Pemeliharaan sapi di sini terintegrasi, mulai dari pembiakan, persemaian, hingga inseminasi. Sapi dipelihara sejak usia 1-4 bulan hingga masa penggemukan dan produksi susu,” jelasnya.
Ia berharap model peternakan seperti ini bisa menjadi contoh bagi peternak lain untuk memaksimalkan potensi lokal. “BRIN, BRIDA, dan Pemkot Semarang bekerja bersama untuk mencapai kedaulatan pangan,” tambahnya.
Mbak Ita juga menyinggung keberhasilan Semarang dalam inovasi lain seperti padi Biosalin yang ditanam di lahan pesisir dengan air payau, serta budidaya bawang merah dan padi Genja. Dengan sinergi dan inovasi ini, ia optimis bahwa Semarang bisa mandiri dalam pemenuhan kebutuhan pangan, termasuk daging premium seperti Wagyu.
“Semoga ini memberi manfaat besar bagi masyarakat dan memperkuat sektor peternakan di Kota Semarang,” pungkasnya.(day)
