SEMARANG, Berita Merdeka Online – Pengurus Wilayah Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PW IKA PMII) Jawa Tengah bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan diskusi publik yang bertema sosialisasi dan pendidikan pemilih untuk Pilgub Jawa Tengah 2024. Kegiatan ini diadakan di Pendopo Gama Resto, Candi Bukit Semarang Baru (BSB), Mijen, Kota Semarang, pada Sabtu (12/10/2024).
Acara ini dihadiri oleh 100 peserta yang berasal dari anggota PW IKA PMII Jawa Tengah dan delegasi dari Pengurus Cabang (PC) IKA PMII Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya Pilgub Jawa Tengah 2024 serta mengajak mereka untuk berpartisipasi aktif dengan menggunakan hak pilihnya pada hari pemungutan suara yang akan dilaksanakan pada 27 November mendatang.
Selain mengajak masyarakat untuk datang ke TPS, acara ini juga menekankan pentingnya menjaga suasana yang tertib, kondusif, damai, dan aman selama proses Pilgub berlangsung.
Partisipasi aktif masyarakat diharapkan dapat mengawal hasil Pilgub hingga penetapan dan pelantikan gubernur terpilih.
Acara ini menghadirkan sejumlah pembicara, termasuk Prof. Dr. Musahadi, M.Ag, selaku Ketua Umum PW IKA PMII Jateng, Dr. Rofiq Mahfudz, M.Si, seorang pakar politik dari FISIP UIN Walisongo, serta Dr. M. Kholidul Adib, M.Si, seorang pengamat politik dari perkumpulan Reksobhumi Indonesia. Diskusi tersebut dimoderatori oleh Zaenal Arifin.
Dr. Rofiq Mahfudz dalam pemaparannya menyoroti bahwa budaya politik di Indonesia masih memiliki biaya yang tinggi.
Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk menjadi pemilih cerdas, yang memilih berdasarkan program dan visi-misi kandidat, bukan karena iming-iming amplop atau janji-janji manis.
Sementara itu, M. Kholidul Adib menekankan bahwa Pilgub adalah bentuk nyata demokrasi di tingkat lokal.
Ia menegaskan pentingnya masyarakat menjadi pemilih yang rasional, memilih kandidat yang memiliki visi, misi, dan program kerja yang jelas, serta menolak menjadi pemilih pragmatis yang dipengaruhi oleh janji atau pemberian uang dan sembako.
Adib juga menekankan pentingnya menjaga integritas Pilkada agar berlangsung dengan jujur, adil, dan bermartabat, serta menghindari kampanye negatif dan fitnah.
Adib berharap para calon gubernur dapat menyampaikan visi dan misi yang konkret untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat Jawa Tengah, seperti kemiskinan, pengangguran, kerusakan lingkungan, abrasi, dan banjir.
Ia juga mengingatkan pentingnya mengawal suara rakyat sejak proses penghitungan di TPS hingga rekapitulasi di KPU Provinsi agar hasil Pilgub benar-benar mencerminkan pilihan rakyat.
Prof. Musahadi dalam diskusi tersebut juga menyoroti pentingnya memahami peran agama dalam membentuk kesadaran sosial, politik, dan ekonomi.
Ia memperingatkan bahwa konflik yang menggunakan agama sebagai alat politik dapat menimbulkan dampak yang sangat merusak.
Musahadi mengusulkan sejumlah langkah antisipasi untuk menghindari konflik, seperti kepatuhan terhadap konsensus dan regulasi, pengembangan sistem peringatan dini, serta pendekatan moderasi dalam keberagamaan. (lim)