PT Adira Finance Kisaran Diduga Bertindak Semena-mena, Nasabah Ari Hardi Teriak Ketidakadilan

Ari Hardi, warga Rahuning I, menunjukkan surat somasi dari PT Adira Finance Cabang Kisaran. Ia mengaku dipersulit saat hendak melunasi tunggakan mobilnya, yang berujung pada lelang unit tanpa pemberitahuan. Kasus ini memicu kemarahan publik dan desakan agar aparat penegak hukum bertindak tegas.

Kisaran, Beritamerdekaonline.com – Kasus dugaan ketidakadilan kembali mencuat setelah PT Adira Finance Cabang Kisaran dituding memperlakukan nasabahnya, Ari Hardi (34), dengan cara yang tidak manusiawi dan tidak adil. Ari, yang merupakan warga Rahuning I, Kecamatan Rahuning, Asahan, mengaku dipersulit saat hendak melunasi tunggakan mobilnya.

Menurut keterangan Ari, ia telah berusaha untuk menebus mobil pada 2 November 2024, namun dihalangi oleh pihak Adira yang malah menyuruhnya datang kembali pada 4 November. Ironisnya, sesampainya surat somasi pada 7 November, unit mobilnya sudah dilelang tanpa pemberitahuan lebih lanjut.

Ketua Umum LSM Gerakan Masyarakat dan Mahasiswa Anti Korupsi (GEMMAKO) Asahan, Dodi Antoni, mengecam keras tindakan PT Adira Finance Kisaran yang dianggap tidak memiliki rasa kemanusiaan. “Jelas-jelas konsumen ingin melunasi pembayaran, tetapi malah dipersulit. Ini adalah bentuk ketidakadilan yang nyata,” ujar Dodi dalam pernyataannya, Sabtu (9/11/2024).

Ia menambahkan bahwa prosedur penarikan unit oleh pihak ketiga, tanpa surat resmi dari pengadilan dan menggunakan orang tak dikenal (OTK), adalah tindakan yang melanggar hukum. “Mereka ini seperti tidak punya hati, menarik mobil tanpa dasar hukum yang jelas, dan bukan dari tangan pemilik asli,” tegasnya.

Lebih jauh, Ari Hardi menjelaskan bahwa kronologi kasus ini dimulai ketika mobilnya dipinjam oleh seorang toke untuk keperluan mendesak, namun tanpa sepengetahuannya, mobil tersebut malah digadaikan sebesar Rp16 juta. “Saya terpaksa menggadaikan harta pribadi, termasuk dua unit motor dan satu mobil pick-up, untuk menebus mobil tersebut,” ucap Ari dengan nada sedih.

Tak hanya itu, mobil yang kemudian dipinjam oleh seorang teman dengan alasan berobat, justru diserahkan dengan mudah kepada pihak eksternal yang diduga bekerja sama dengan oknum tertentu. “Saya heran, kenapa teman saya begitu saja menyerahkan mobil tanpa konfirmasi kepada saya. Ini sangat mencurigakan,” tambahnya.

Dodi Antoni turut mendesak aparat penegak hukum agar bersikap adil dalam menangani kasus ini. “Jangan sampai hukum hanya tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Kami minta keadilan ditegakkan,” tegasnya. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak tinggal diam dan melawan ketidakadilan dengan lebih berani.

Dalam pernyataan terakhirnya, Ari Hardi memberi ultimatum kepada PT Adira Finance Cabang Kisaran untuk segera menyelesaikan masalah ini. “Saya bukan tidak mau bayar, saya hanya ingin keadilan. Jika tuntutan saya tidak diindahkan, saya akan membawa kasus ini langsung ke jalur hukum,” pungkas Ari yang berprofesi sebagai pedagang sayur dan menjadi tulang punggung bagi istri dan tiga anaknya. (TIM)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *