Kepahiang, Beritamerdekaonline.com – Menuju Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepahiang periode 2024-2029, pasangan calon nomor urut 02, Windra–Ramli (WALI), tampil dengan visi besar dan misi terarah. Dengan mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan, pasangan ini optimistis membawa Kabupaten Kepahiang menuju perubahan signifikan, menciptakan masyarakat yang cerdas, maju, dan sejahtera tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan.
Visi-misi pasangan Windra–Ramli dinilai relevan menghadapi tantangan Kabupaten Kepahiang yang kaya sumber daya alam tetapi mengalami degradasi lingkungan akibat kurangnya perhatian pemerintah. Rizki Heriaji Suwela, S.Pt, anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari Partai NasDem, menyatakan bahwa konsep pembangunan berkelanjutan yang diusung pasangan WALI menjadi solusi logis.
“Ini adalah pendekatan yang menjaga keseimbangan antara eksplorasi sumber daya alam dan keberlanjutan jangka panjang, menciptakan harmoni antara ekonomi, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat,” kata Rizki, akrab disapa Bang Ajik.
Pasangan WALI berkomitmen untuk mendiversifikasi ekonomi Kabupaten Kepahiang melalui pengembangan sektor pariwisata, UMKM, dan pertanian modern berbasis teknologi. “Diversifikasi ekonomi diperlukan agar masyarakat tidak hanya bergantung pada sektor tertentu, melainkan memiliki lebih banyak peluang untuk meningkatkan taraf hidup mereka,” tambah Ajik.
Peningkatan kualitas SDM menjadi fokus penting, baik di level masyarakat maupun pemerintahan. Melalui pelatihan dan pendidikan yang relevan, pasangan ini percaya bahwa kebijakan dan program yang dirancang akan diimplementasikan secara efektif.
Infrastruktur yang memadai menjadi pondasi penting untuk mewujudkan daya saing daerah. Windra–Ramli juga menekankan pentingnya stabilitas politik sebagai katalisator pembangunan. “Dengan politik yang stabil, iklim usaha akan tumbuh sehat, dan masyarakat merasa sejahtera,” tegas Ajik.
Program pasangan WALI mencakup sinkronisasi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah untuk mengatasi perbedaan regulasi yang sering menghambat pembangunan. “Sinkronisasi ini memastikan kebutuhan lokal terpenuhi tanpa melanggar prinsip hukum nasional, menciptakan keadilan sosial yang stabil,” jelas Ajik.
Di sektor bisnis, pasangan ini berencana memperkuat kepastian hukum untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. Proses perizinan usaha yang sederhana akan menjadi prioritas, mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.
Peningkatan kualitas pendidikan juga menjadi perhatian utama pasangan WALI. Mereka merancang program pelatihan guru untuk meningkatkan kompetensi dan menyelaraskan kurikulum dengan potensi lokal, seperti pertanian dan perikanan.
Di sisi lain, program ketahanan pangan berkelanjutan akan diupayakan melalui reklamasi lahan pertanian dan modernisasi teknologi. “Ini akan membantu mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan kemandirian pangan lokal,” ujar Ajik.
Strategi pasangan ini juga mencakup pengembangan ekoturisme untuk mendiversifikasi ekonomi tanpa merusak lingkungan. Investasi di sektor energi terbarukan dinilai sebagai langkah penting untuk menjaga kelestarian alam sekaligus meningkatkan daya saing ekonomi Kepahiang.
“Program ini tak hanya memperkuat ekonomi lokal, tetapi juga membuka peluang kerja baru bagi masyarakat,” imbuh Ajik.
Pasangan Windra–Ramli menawarkan solusi konkret untuk pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan. Dengan mengedepankan kolaborasi masyarakat, kebijakan progresif, dan peningkatan SDM, mereka optimistis dapat menjadikan Kabupaten Kepahiang sebagai model pembangunan di tingkat nasional (BM)
