Diseminasi Produk Penerjemahan Balai Bahasa Provinsi Bengkulu Tahun 2024: Buku Cerita Anak Dwibahasa

Balai Bahasa Provinsi Bengkulu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, melaksanakan kegiatan Diseminasi Produk Penerjemahan Balai Bahasa Provinsi Bengkulu: Buku Cerita Anak Dwibahasa (Bahasa Daerah Bengkulu-Indonesia) di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong pada 2 Desember 2024.

Rejang Lebong, Beritamerdekaonline.com – Balai Bahasa Provinsi Bengkulu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, menggelar kegiatan “Diseminasi Produk Penerjemahan Balai Bahasa Provinsi Bengkulu: Buku Cerita Anak Dwibahasa (Bahasa Daerah Bengkulu-Indonesia)”. Acara yang berlangsung di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong ini menjadi tahap akhir dari rangkaian kegiatan penerjemahan yang dilakukan Balai Bahasa Provinsi Bengkulu pada tahun anggaran 2024.

Balai Bahasa Provinsi Bengkulu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, melaksanakan kegiatan Diseminasi Produk Penerjemahan Balai Bahasa Provinsi Bengkulu: Buku Cerita Anak Dwibahasa (Bahasa Daerah Bengkulu-Indonesia) di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong pada 2 Desember 2024.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Kabupaten Rejang Lebong, Pranoto, S.H., M.Si., didampingi oleh Kepala Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu, Dwi Laily Sukmawati, S.Pd., M.Hum., dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, Drs. Noprianto, M.Pd., yang juga bertindak sebagai narasumber. Diseminasi ini dihadiri oleh 75 peserta, meliputi penulis, ilustrator, perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Sekretariat Daerah Kabupaten Rejang Lebong, guru PAUD hingga SMA, komunitas literasi, serta media massa.

Dalam sambutannya, Pranoto menyampaikan apresiasi atas upaya Balai Bahasa Provinsi Bengkulu dalam melestarikan bahasa daerah sekaligus memperkenalkan budaya Bengkulu kepada generasi muda. “Buku cerita anak dwibahasa ini tidak hanya menjadi referensi pendidikan, tetapi juga langkah penting dalam diplomasi bahasa dan pelestarian budaya lokal,” ujar Pranoto, Minggu (2/12/2024).

Capaian Puncak Penerjemahan 2024

Kepala Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu, Dwi Laily Sukmawati, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan puncak dari rangkaian penerjemahan yang dilaksanakan sejak awal tahun. Proses penerjemahan mencakup beberapa tahapan, mulai dari seleksi bahan cerita, bimbingan teknis penulisan cerita anak berbahasa daerah, sayembara penulisan, uji keterbacaan produk, hingga evaluasi dan penyusunan dokumen.

Dwi Laily juga mengungkapkan perjalanan panjang kegiatan penerjemahan yang telah dimulai sejak 2021. Pada tahun tersebut, Balai Bahasa menghasilkan tiga buku cerita rakyat dwibahasa. Tahun 2022, arah kebijakan berfokus pada penerjemahan cerita anak dengan jumlah tiga buku.

“Tren ini terus meningkat pada 2023, dengan 20 buku cerita anak dwibahasa. Pada 2024, capaian penerjemahan melesat menjadi 73 buku cerita anak dwibahasa yang melibatkan bahasa Enggano, Rejang, Bengkulu dialek Serawai, Pasemah, Kaur, Lembak, Pekal, Mukomuko, dan Bengkulu Kota,” ucapnya.

Relevansi Bagi Pendidikan dan Budaya Lokal

Kegiatan ini menjadi bukti nyata keseriusan Balai Bahasa Provinsi Bengkulu dalam memperkaya khazanah literasi lokal. Buku cerita anak dwibahasa tidak hanya bermanfaat untuk siswa di Kabupaten Rejang Lebong, tetapi juga mendukung pelestarian bahasa daerah yang terancam punah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, Drs. Noprianto, M.Pd., menyatakan, produk penerjemahan ini akan digunakan sebagai bahan ajar dan referensi yang relevan dengan kearifan lokal. “Ini selaras dengan visi pendidikan yang mengedepankan penguatan identitas budaya,” ucapnya.

Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, diseminasi ini diharapkan mampu menginspirasi daerah lain untuk mengikuti langkah serupa dalam menjaga keberlanjutan bahasa daerah sebagai warisan budaya bangsa.

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *