Festival Kampungan Ke-9 Kembali Digelar, Angkat Seni dan Budaya Lokal

Tarian topeng khas Majalengka membuka Festival Kampungan ke-9 di Alun-Alun Desa Bongas Kulon, Sumberjaya. Acara ini menampilkan ragam seni tradisional dan modern, serta menjadi ajang melestarikan budaya lokal. Foto: Dokumentasi Panitia Festival Kampungan.

Majalengka, Beritamerdekaonline.com – Festival Kampungan ke-9, yang diselenggarakan oleh Sanggar Sekar Laras, Bongas Kulon, dan Karang Taruna, kembali memeriahkan Kabupaten Majalengka di penghujung tahun 2024. Acara yang rutin digelar sejak 2016 ini berlangsung di Alun-Alun Desa Bongas Kulon, Kecamatan Sumberjaya, selama sepekan, mulai 26 hingga 31 Desember 2024.

Event ini dibuka secara resmi oleh Pj Bupati Majalengka, Dedi Supandi, pada Kamis (26/12/2024). Turut hadir dalam pembukaan, TP PKK, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kabag Umum, anggota DPRD Majalengka, Camat, Kapolsek, Danramil Sumberjaya, Forum Kuwu, serta warga Desa Bongas Kulon dan sekitarnya. Prosesi pembukaan diawali dengan tarian topeng yang menyambut kedatangan Pj Bupati beserta rombongan.

Pj Bupati Dedi Supandi mengapresiasi inisiatif kegiatan ini yang dinilainya sebagai langkah penting dalam melestarikan seni budaya lokal sekaligus mendukung UMKM di tengah arus modernisasi. “Kegiatan ini sangat membantu perkembangan seni budaya dan UMKM di Kabupaten Majalengka, khususnya di Kecamatan Sumberjaya dan Desa Bongas. Kami berharap Festival Kampungan terus berlanjut sebagai ajang pengenalan daerah,” ujarnya.

Tarian topeng khas Majalengka membuka Festival Kampungan ke-9 di Alun-Alun Desa Bongas Kulon, Sumberjaya. Acara ini menampilkan ragam seni tradisional dan modern, serta menjadi ajang melestarikan budaya lokal. Foto: Dokumentasi Panitia Festival Kampungan.

Ketua Panitia Festival Kampungan ke-9 sekaligus pimpinan Sanggar Sekar Laras, Darto JE, mengungkapkan bahwa acara ini telah menjadi agenda tahunan yang bertujuan memperkenalkan seni budaya kepada masyarakat. “Ini adalah tahun ke-9 kami menggelar Festival Kampungan. Salah satu ikon utama adalah Tarian Topeng yang menjadi kebanggaan daerah dan harus kita lestarikan. Selain itu, ada pentas seni bela diri karate dan berbagai seni lainnya,” ungkap Darto.

Festival tahun ini menampilkan ragam kesenian, baik tradisional maupun modern, yang diisi oleh seniman dari wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) hingga seniman dari luar daerah seperti Yogyakarta, Magelang, dan Bali. Menurut Darto, festival ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga media edukasi budaya bagi generasi muda.

“Event ini memberikan dampak positif, tidak hanya bagi seniman yang bisa menggali inspirasi, tetapi juga untuk sektor pariwisata. Kami memilih Desember karena momen mudik menghadirkan peluang untuk memperkenalkan sesuatu yang baru kepada masyarakat,” tambahnya.

Kepala Desa Bongas Kulon, Abdul Jaelani, turut memberikan apresiasinya. “Kami bangga mendukung acara ini. Melestarikan seni budaya adalah warisan nenek moyang yang wajib kita jaga di tengah kemajuan zaman,” katanya.

Selain menampilkan seni pertunjukan, festival ini juga menyajikan kuliner tradisional lokal yang lezat dan autentik. Hidangan-hidangan tersebut menjadi bagian dari upaya melestarikan warisan kuliner yang tidak kalah nikmat dari makanan modern.

Pada kesempatan itu, Pj Bupati Dedi Supandi beserta rombongan mengunjungi berbagai stan pameran dan kuliner. Mereka juga membagikan buku cerita bergambar karya Ibu Erlita kepada para pengunjung sebagai bentuk apresiasi terhadap literasi budaya. (MH)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *