Penulis : Khoirani Febry Dalimunthe
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan
Pendidikan dasar merupakan fondasi penting dalam proses pembentukan karakter anak-anak bangsa. Di tahap ini, mereka tidak hanya memperoleh pengetahuan akademis, tetapi juga membentuk sikap dan perilaku yang akan membimbing mereka sepanjang hidup. Namun, dalam dunia yang semakin modern ini, di mana teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang pesat, nilai-nilai spiritual sering kali terpinggirkan. Kebanyakan orang umumnya lebih memilih salah salah satu dari fiqhiyyah-’ubudiyyah (agama) atau falsafiyyah ’ilmiyyah (filosofis saintifik). Masih jarang yang dapat memilih keduanya padahal keduanya sama sama memiliki peran penting di dalam kehidupan.
Dalam hal ini, penting untuk mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam kurikulum sekolah dasar melalui pendekatan multidisipliner, yang bisa memberikan keseimbangan antara pengetahuan dunia dan akhirat. Pendekatan multidisipliner ini mengajak siswa untuk melihat hubungan antara ilmu agama dan pengetahuan umum, dan bagaimana keduanya dapat saling melengkapi. Pendidikan Islam bukan hanya berfokus pada pengajaran ilmu agama semata, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan etika yang terkandung dalam ajaran Islam. Nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, kepedulian sosial, dan rasa syukur harus menjadi bagian integral dalam setiap aspek pembelajaran.
Integrasi ini dapat dilakukan dengan menggabungkan ajaran Islam dalam berbagai mata pelajaran, sehingga siswa tidak hanya mempelajari agama secara terpisah, tetapi juga dalam ruang lingkup ilmu pengetahuan yang lebih luas. Pendekatan Multidisipliner ini dapat mencakup pengajaran yang mengintegrasikan berbagai bidang studi dengan nilai-nilai Islam. Contohnya dalam pelajaran IPA, guru dapat menghubungkan fenomena alam, seperti siklus air atau penciptaan makhluk hidup, dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang menyebutkan kebesaran Allah dalam penciptaan alam semesta. Kemudian dalam pembelajaran matematika, siswa dapat diajarkan tentang pentingnya kejujuran dalam perhitungan dan keteraturan dalam kehidupan yang sejalan dengan ajaran Islam. Guru juga dapat menanamkan nilai-nilai kejujuran seperti menjelaskan bahwa hasil yang benar hanya diperoleh dengan cara yang jujur dan adil. Lalu dalam pembelajaran bahasa Indonesia, cerita islami bisa digunakan sebagai bahan bacaan untuk membangun karakter siswa, seperti kisah Nabi Muhammad SAW yang menanamkan nilai-nilai kejujuran dan kasih sayang.
Dengan demikian, setiap mata pelajaran tidak hanya berfungsi sebagai sarana pengembangan intelektual, tetapi juga sebagai alat untuk membentuk karakter siswa sesuai dengan ajaran Islam. Maka dari itu kurikulum yang dirancang harus memperhatikan keseimbangan antara materi akademik dan pendidikan karakter berdasarkan nilai-nilai Islam. Penyusunan kurikulum ini perlu melibatkan para ahli pendidikan dan ahli agama yang memahami prinsip-prinsip Islam. Para guru perlu dibekali dengan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Islam serta keterampilan mengajarkan mata pelajaran dengan pendekatan multidisipliner.
Melalui pendekatan multidisipliner dalam pendidikan yang menggabungkan ilmu pengetahuan dan agama akan lebih relevan dengan tantangan zaman, di mana siswa dituntut untuk menjadi pribadi yang cerdas dan berakhlak mulia. Integrasi nilai Islam dalam kurikulum sekolah dasar melalui pendekatan multidisipliner adalah langkah strategis untuk menciptakan pendidikan yang tidak hanya berkualitas dalam aspek pengetahuan, tetapi juga dalam pembentukan karakter. Dengan pendekatan ini, generasi masa depan akan menjadi pribadi yang cerdas, berakhlak mulia, dan mampu menghadapi tantangan dunia modern dengan iman yang kokoh. Namun agar penerapan ini berhasil, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, sekolah, guru, dan masyarakat untuk mendukung dan mewujudkannya.
Khoirani Febry Dalimunthe. Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan