Aceh Timur, Beritamerdekaonline.com – Sebuah bangunan wisata kuliner yang terletak di kawasan kantor pusat pemerintahan Aceh Timur menuai kontroversi. Bangunan yang berada tepat di samping kantor Bupati ini menjadi perbincangan hangat di kalangan aparatur sipil negara (ASN) setempat. Pasalnya, desain bangunan tersebut diduga menyerupai motif salib, yang dianggap tidak sesuai dengan identitas Kabupaten Aceh Timur sebagai “Negeri Nurul A’la” dengan penerapan syariat Islam.
Bangunan yang dibangun dengan anggaran Rp 461.600.000 ini dikerjakan oleh CV Dara Ceudah berdasarkan kontrak nomor 90/SPK/Disparpora/2024. Proyek tersebut dimulai pada 10 September 2024 dan dijadwalkan selesai pada 31 Desember 2024. Pendanaannya bersumber dari dana Otonomi Khusus (Otsus) 2024 dengan pengawasan oleh Utoh Konsultan.
Bangunan wisata kuliner di kompleks kantor Bupati Aceh Timur yang menuai kontroversi karena diduga bermotif salib. Foto diambil pada Kamis, 2 Januari 2025.
Berdasarkan pantauan lapangan pada Kamis (2/1/2025), sejumlah ASN menyatakan keprihatinan mereka terhadap desain bangunan tersebut. Salah satu ASN yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, “Motif seperti itu sangat tidak layak dan menimbulkan kesan tabu. Ini mencederai identitas Aceh Timur sebagai daerah yang menjunjung tinggi syariat Islam.”
Bahkan, beberapa pihak mempertanyakan kepekaan Pj. Bupati terhadap desain bangunan tersebut. Ada yang menduga motif itu sengaja dibiarkan, sehingga menimbulkan spekulasi adanya “peradaban laten” yang mencoba masuk ke Aceh Timur.
Menanggapi kontroversi ini, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Aceh Timur, Syahril, menjelaskan bahwa ia telah meminta pelaksana proyek untuk melakukan perubahan pada desain bangunan. “Saya sudah sampaikan kepada pelaksana untuk diubah,” ujarnya melalui pesan WhatsApp kepada media Berita Merdeka.
Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada langkah konkret yang terlihat di lapangan terkait revisi desain bangunan tersebut. Kontroversi ini pun terus menjadi pembicaraan hangat di kalangan ASN dan masyarakat Aceh Timur.
Kasus ini mencerminkan tantangan yang dihadapi Aceh Timur dalam mempertahankan nilai-nilai syariat Islam di tengah arus modernisasi. Pihak berwenang diharapkan lebih cermat dalam mengawasi proyek-proyek pemerintah agar tidak menimbulkan polemik di masyarakat. (MR)
sebenarnya sih itu bukan sengaja dibuat lambang salib, namun krn di Aceh merupakan syariat islam, sangat tidak sesuai ada bangunan atau benda yg menyerupai identitas agama lain, dan supaya masyarakat tidak resah, pemda wajib segera menindaklanjuti.
Itu yg betul empat ratus enam puluh juta atau enam ratus enam pulu juta
Enam Ratus Enam Puluh Satu Juta Enam Ratus Ribu Rupiah
sudah banyak orang Aceh yg pindah agama ke kristen. dan tanda2x akan semakin makin banyak org aceh yg hijrah.
kata kata “PERADABAN LATEN” sangat menjijikkan.