Ratusan Nakes Merangin Gelar Aksi Damai, Tuntut Kejelasan Pengangkatan PPPK

Ratusan tenaga kesehatan honorer Kabupaten Merangin memulai aksi damai di depan Kantor Dinas Kominfo, Senin (20/1/2025). Massa menuntut kejelasan pengangkatan sebagai PPPK penuh waktu. (Foto: Dokumentasi Berita Merdeka Online)

Merangin, Beritamerdekaonline.com — 20 Januari 2025. Ratusan tenaga kesehatan (nakes) honorer Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, yang tergabung dalam Gerakan 20-25 dari aliansi honorer R2 dan R3, menggelar aksi damai untuk menyuarakan aspirasi mereka pada Senin (20/1/2025). Aksi ini bertujuan menuntut kejelasan terkait sistem penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) atau P3K.

Massa aksi memulai perjalanan dari titik kumpul di depan Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) atau Taman Bujang Upik. Dengan membawa spanduk tuntutan, mereka bergerak menuju Gedung DPRD Merangin sebagai lokasi utama penyampaian aspirasi.

Menurut perwakilan aksi, Deka dan Feni, para nakes honorer gelombang pertama yang berstatus R3 hingga kini belum mendapatkan formasi yang jelas untuk pengangkatan sebagai PPPK.

“Kami semua tenaga kesehatan R3 meminta kejelasan dan keadilan. Tuntutan utama kami adalah agar gelombang pertama diselesaikan sesuai peraturan, yaitu diangkat penuh waktu sebelum gelombang kedua dibuka kembali. Jika hanya diangkat sebagai ASN paruh waktu, status kami tidak jauh berbeda dengan honorer, karena gaji tetap rendah,” ujar Deka dengan nada tegas.

Feni menambahkan bahwa pengabdian selama lebih dari lima tahun seharusnya dihargai dengan pengangkatan sebagai PPPK penuh waktu sesuai ketentuan undang-undang. Mereka menegaskan bahwa janji pemerintah mengenai pengangkatan ini belum sepenuhnya terealisasi.

Setiba di Gedung DPRD Merangin, massa aksi disambut oleh Penjabat (PJ) Bupati Merangin dan beberapa anggota DPRD. Namun, dialog yang berlangsung tidak berhasil meredakan ketidakpuasan para nakes.

“Penjelasan PJ Bupati tidak memuaskan. Kami sepakat untuk membawa persoalan ini ke pemerintah pusat agar mendapat perhatian lebih serius,” tutup Deka dan Feni yang menjadi perwakilan massa aksi.

Aksi damai ini mencerminkan kekhawatiran para nakes terkait masa depan karier mereka, khususnya di tengah ketidakpastian status kepegawaian yang memengaruhi kesejahteraan mereka.

Penulis : Moh Basori.

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *