Payakumbuh, (Sumbar) BeritaMerdekaOnline.Com — Warga Padang Kaduduak, Kecamatan Payakumbuh Utara, Sumatera Barat, akhirnya bisa bernapas lega setelah tumpukan sampah yang menggunung di tempat transit berhasil diangkut dan dibersihkan. Sampah yang sebelumnya menjadi momok bagi masyarakat sekitar kini tak lagi terlihat.
Tumpukan sampah yang sebelumnya berada di samping gedung Universitas Negeri Padang (UNP) di Payakumbuh serta beberapa kantor dinas lainnya telah diatasi. Pemandangan kumuh dan bau tak sedap yang sempat menjadi keluhan kini berganti dengan lokasi yang lebih tertata.
Selama lebih dari satu tahun, Kota Payakumbuh berada dalam status darurat sampah. Penanganan yang lamban dari pihak Pemko Payakumbuh membuat sampah menumpuk di berbagai sudut kota, mengganggu kenyamanan masyarakat. Lokasi pembuangan sampah yang memadai menjadi salah satu kendala utama yang dihadapi.
Namun, awal tahun 2025 membawa angin segar. Pada pantauan Kamis (2/1), lokasi transit sampah di PD Kaduduak telah bersih. Sebuah truk tampak mengangkut sampah dari kelurahan untuk dibawa ke lokasi baru dekat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional. Kendati demikian, kapasitas TPA tersebut diprediksi akan penuh menjelang bulan puasa mendatang.
Tumpukan sampah yang sebelumnya menggunung di Padang Kaduduak, Payakumbuh Utara, kini telah dibersihkan. Warga berharap kondisi bersih ini terus terjaga untuk kenyamanan bersama.
Menurut sumber lapangan, pembersihan sampah di PD Kaduduak melibatkan alat berat dari Dinas PUPR Kota Payakumbuh. Namun, di lokasi TPA baru, tidak tersedia alat berat untuk meratakan sampah yang terus menumpuk. Hal ini menjadi tantangan yang harus segera diatasi oleh Pemko Payakumbuh.
TPA Regional milik Pemprov Sumatera Barat sebenarnya memiliki beberapa alat berat seperti ekskavator. Sayangnya, alat tersebut belum bisa digunakan di TPA milik Pemko. Negosiasi antara Pemko Payakumbuh dan Pemprov Sumbar untuk pemanfaatan alat berat ini menjadi langkah strategis yang perlu segera dilakukan.
Masalah darurat sampah ini mengundang kritik tajam terhadap kinerja Pemko Payakumbuh dan DPRD setempat. Banyak pihak menilai bahwa kepedulian pejabat terhadap isu ini minim. Fokus pada acara seremonial dan perjalanan dinas dianggap mengesampingkan masalah yang lebih mendesak.
“Kasus ini tidak boleh lagi ditutup-tutupi. Pemko harus segera mengambil langkah nyata, termasuk berkoordinasi dengan DPRD untuk mencari solusi bersama,” ungkap seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Warga Payakumbuh menaruh harapan besar kepada pasangan wali kota dan wakil wali kota terpilih, DR. dr. Zulmaeta dan Eldaswarman, yang dijuluki ZUZEMA. Dengan latar belakang sebagai dokter dan birokrat senior, keduanya diharapkan mampu mengatasi persoalan sampah secara menyeluruh.
“Kami berharap kepemimpinan baru dapat membawa perubahan signifikan, mulai dari penanganan sampah hingga penataan pejabat yang lebih kompeten,” tambah seorang tokoh masyarakat.
Permasalahan sampah di Payakumbuh tak lepas dari sejarah TPA Regional yang merupakan hasil tukar guling antara Pemko Payakumbuh dan Pemprov Sumbar. Kesepakatan yang terjadi pada era Wali Kota Riza Falepi dan Gubernur Irwan Prayitno kini dinilai membawa dampak negatif, termasuk terjadinya longsoran sampah yang merugikan warga sekitar.
Darurat sampah ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh pihak, termasuk DPRD yang diharapkan lebih tanggap dan tidak hanya fokus pada agenda luar daerah. Penggunaan anggaran yang tepat sasaran menjadi kebutuhan mendesak untuk mencegah masalah serupa terulang.
Dengan langkah-langkah konkret, Kota Payakumbuh yang pernah berjaya dengan gelar Kota Adipura diharapkan bisa kembali bersih, indah, dan nyaman bagi seluruh warganya. (Nahar Sago/NS)