SEMARANG, Berita Merdeka Online – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mengambil langkah serius dalam menanggapi serangkaian kecelakaan di Jalan Prof Hamka, tepatnya di kawasan Silayur, Ngaliyan.
Salah satu insiden terbaru terjadi pada Rabu (26/2) pagi, ketika sebuah minibus L300 yang membawa belasan anak TK bertabrakan dengan truk. Untuk mencegah kejadian serupa, Pemkot Semarang menyiapkan tiga opsi antisipatif yang komprehensif.
Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin, mengungkapkan bahwa Dinas Perhubungan (Dishub) telah melakukan kajian mendalam mengenai faktor-faktor penyebab kecelakaan di Silayur.
Berdasarkan hasil kajian tersebut, ada tiga strategi yang akan diimplementasikan, mencakup jangka pendek, menengah, dan panjang.
Tiga Opsi Penanganan Kecelakaan di Silayur
- Jangka Pendek: Pengaturan Jam Operasional Kendaraan Berat
Salah satu langkah cepat yang diambil adalah pembatasan jam operasional kendaraan berat yang melintas di kawasan Ngaliyan. Petugas gabungan dari Dishub dan kepolisian telah dikerahkan untuk melakukan pengawasan dan patroli di jam-jam sibuk. Selain itu, telah dipasang rambu larangan bagi truk dan kendaraan berat lainnya untuk melintas di pagi hingga sore hari, khususnya di jam padat lalu lintas.”Awalnya, kendaraan berat dilarang melintas pada pukul 06.00–09.00 WIB dan 15.00–19.00 WIB. Namun, aturan tersebut kini diubah, sehingga kendaraan berat hanya diperbolehkan melintas pada pukul 23.00 hingga 05.00 WIB,” ujar Danang Kurniawan, Sekretaris Dishub Kota Semarang.Tak hanya itu, sosialisasi juga dilakukan kepada perusahaan dan pabrik di wilayah Ngaliyan dan Mijen, guna meningkatkan kepatuhan pengemudi truk terhadap aturan ini. Pihak kepolisian turut dilibatkan dalam penindakan hukum bagi pelanggar. - Jangka Menengah: Pembangunan Jalur Penyelamat
Pemkot Semarang berencana membangun jalur penyelamat di kawasan turunan Silayur. Namun, solusi ini hanya efektif untuk kendaraan yang mengalami rem blong di jalan menurun. Sementara itu, tantangan lainnya adalah kejadian truk yang tidak kuat menanjak, yang juga berpotensi menyebabkan kecelakaan. - Jangka Panjang: Pelandaian Tanjakan dan Turunan
Untuk solusi jangka panjang, Pemkot Semarang mempertimbangkan untuk melakukan pelandaian di tanjakan dan turunan Silayur. Upaya ini diharapkan tidak hanya mengatasi masalah kendaraan yang remnya blong, tetapi juga membantu kendaraan berat yang kerap kesulitan saat melintasi jalanan menanjak.”Perencanaan proyek pelandaian ini ditargetkan dimulai tahun ini. Kami akan berkoordinasi dengan Dishub, Dinas Pekerjaan Umum (DPU), dan pemangku kepentingan lainnya. Selain itu, hasil analisis dan opsi-opsi solusi ini juga telah dikirimkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sejak November lalu untuk dilakukan kajian lebih mendalam di lapangan,” terang Iswar.
Optimalisasi Keamanan Jalan Raya
Dengan kombinasi strategi jangka pendek, menengah, dan panjang, Pemkot Semarang berharap mampu meningkatkan keamanan dan keselamatan di Jalan Prof Hamka. Langkah-langkah tersebut tidak hanya menitikberatkan pada pengawasan operasional kendaraan berat, tetapi juga mencakup perbaikan infrastruktur jalan secara menyeluruh.
Melalui pendekatan yang komprehensif ini, diharapkan angka kecelakaan di kawasan Silayur dapat ditekan secara signifikan, memberikan rasa aman bagi masyarakat dan pengguna jalan yang melintas di kawasan tersebut. (day)