Beritamerdekaonline.com, Bengkulu – Pada Selasa, 30 Juli, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu menerima kunjungan istimewa dari tim perwakilan Korea Selatan. Tim ini dipimpin oleh Kim Duk Gu, Project Manager dari Marine Information Technology (MIT), yang datang untuk meninjau potensi kelautan di wilayah Bengkulu, khususnya di sekitar kawasan Pulau Baai. Kunjungan ini menandai langkah awal dalam menjajaki kerjasama lebih lanjut antara kedua pihak, terutama dalam bidang kelautan dan lingkungan.
Salah satu fokus utama kunjungan ini adalah kondisi hutan mangrove di Bengkulu. Kim Duk Gu, melalui penerjemahnya, menjelaskan bahwa tim mereka akan melakukan evaluasi mendalam terhadap kualitas hutan mangrove dan kondisi lingkungannya. ” Kami melihat banyak pohon dalam kondisi baik, namun ada juga yang sudah mati; Pohon-pohon yang mati ini akan menjadi fokus riset kami. Kami akan mengevaluasi kualitas hutan mangrove dan kondisi lingkungannya secara keseluruhan,” ungkap Kim Duk Gu. Ia menekankan pentingnya hutan mangrove dalam mencegah bencana alam dan mendukung ekosistem di sekitarnya.
Selain meneliti kondisi hutan mangrove, kunjungan ini juga membahas peluang untuk meningkatkan ekspor perikanan langsung dari Bengkulu. Syafriandi, perwakilan dari Pemprov Bengkulu, menyatakan bahwa provinsi tersebut sangat terbuka terhadap kerjasama dengan pihak luar. “Hari ini, mereka telah melihat langsung kondisi hutan mangrove dan aktivitas di Pelindo. ;Fokus kami adalah meningkatkan ekspor perikanan langsung dari Bengkulu tanpa harus melalui provinsi lain,”ujar Syafriandi
Hal ini sejalan dengan visi Pemprov Bengkulu untuk memperkuat sektor ekonomi lokal melalui peningkatan ekspor hasil perikanan. Dengan dukungan teknologi dan pengetahuan dari Korea Selatan, diharapkan ekspor perikanan dari Bengkulu dapat meningkat secara signifikan, sehingga memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah. Kerjasama ini juga diharapkan dapat membuka peluang baru bagi para pelaku usaha di sektor kelautan dan perikanan.
Keberadaan hutan mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut dan pesisir. Hutan mangrove tidak hanya berfungsi sebagai benteng alamiah yang melindungi pesisir dari gelombang dan angin kencang, tetapi juga sebagai habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna. Dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh tim Korea Selatan, diharapkan dapat ditemukan solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh hutan mangrove di Bengkulu, termasuk pohon-pohon yang mati.
Selain aspek lingkungan, pelestarian hutan mangrove juga memiliki dampak ekonomi. Mangrove yang sehat dapat mendukung keberlanjutan sumber daya perikanan, yang pada gilirannya akan mendukung industri perikanan lokal. Oleh karena itu, kolaborasi antara Pemprov Bengkulu dan Korea Selatan ini tidak hanya penting untuk kelestarian lingkungan, tetapi juga untuk kesejahteraan masyarakat setempat. (*)
Editor: TIM BMo Kepahiang