Manna, Berita Merdeka Online – Pemerintah Daerah (Pemda) Bengkulu Selatan menunjukkan komitmen nyata dalam meningkatkan kesejahteraan anak melalui program terintegrasi pencegahan stunting dan pengembangan indikator Kota Layak Anak (KLA). Berbagai langkah strategis telah diluncurkan untuk memastikan tumbuh kembang anak-anak berlangsung optimal, sehat, dan terlindungi.
Wakil Bupati Bengkulu Selatan, H. Rifa’i Tajudin, menegaskan bahwa stunting adalah persoalan serius yang dapat mengancam masa depan generasi muda. Oleh sebab itu, upaya pencegahannya harus dilakukan sedini mungkin, dimulai dari keluarga, lingkungan sekitar, hingga tingkat masyarakat secara luas.
“Stunting bukan hanya isu kesehatan, tetapi juga menyangkut kualitas SDM bangsa ke depan. Pemerintah pusat sangat memperhatikan hal ini, dan kami di daerah terus berupaya sejalan dengan arahan tersebut,” ujar Rifa’i.
Dalam kerangka pencegahan stunting, Pemkab Bengkulu Selatan telah meluncurkan sejumlah program edukasi gizi seimbang yang ditujukan bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita. Salah satu pendekatan yang digencarkan adalah penyuluhan pentingnya konsumsi makanan bergizi, sekaligus pemberian bantuan pangan bergizi seperti telur, susu, sayuran, dan vitamin kepada keluarga yang masuk kategori rawan stunting.
“Stunting bisa dicegah dengan pemenuhan nutrisi sejak dini. Kami juga mendorong masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam tanaman buah dan sayur agar kebutuhan pangan keluarga lebih terpenuhi,” tambah Rifa’i.
Selain menangani stunting, Pemda juga menargetkan predikat Kota Layak Anak dengan memperkuat perlindungan hak anak, menyediakan sarana pendidikan yang inklusif, serta memperbanyak fasilitas publik ramah anak seperti taman bermain dan ruang terbuka hijau yang aman.
Upaya ini tidak dilakukan sendiri. Pemda menggandeng berbagai elemen masyarakat, organisasi sosial, serta OPD terkait dalam pendekatan lintas sektor guna memastikan setiap program berjalan efektif dan tepat sasaran.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Masyarakat, kader posyandu, tokoh agama, dan dunia usaha harus turut ambil peran. Kolaborasi inilah yang menjadi kunci agar Bengkulu Selatan menjadi daerah sehat dan ramah anak,” jelas Rifa’i.
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah daerah siap meningkatkan intervensi terhadap keluarga-keluarga yang memiliki risiko tinggi stunting melalui pendataan, monitoring, serta pemantauan langsung di lapangan.
Dengan langkah terpadu ini, Pemda Bengkulu Selatan berharap prevalensi stunting dapat ditekan secara signifikan, dan generasi penerus di wilayah tersebut dapat tumbuh cerdas, sehat, serta siap berkontribusi bagi pembangunan daerah. (Adv/It)