SEMARANG, Berita Merdeka Online – Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menerima perwakilan buruh yang mengajukan usulan kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) 2025 dalam dialog hangat tanpa aksi demonstrasi.
Pertemuan yang berlangsung di Kantor Wali Kota pada Rabu (30/10) tersebut dihadiri oleh perwakilan dari beberapa serikat pekerja, termasuk Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Federasi Serikat Pekerja Indonesia Perjuangan (FSPIP), dan Federasi Serikat Pekerja Kimia Energi dan Pertambangan (FSP KEP).
Sumartono, perwakilan FSPMI, menyampaikan rasa terima kasihnya karena Wali Kota telah meluangkan waktu untuk menerima mereka secara langsung.
“Kami mewakili kawan-kawan buruh menyampaikan terima kasih karena Ibu Wali telah meluangkan waktu untuk mendengarkan aspirasi kami,” ujar Sumartono.
Bersama beberapa pengurus lainnya, ia mengajukan usulan kenaikan UMK yang didasari oleh kebutuhan hidup para pekerja sehari-hari.
Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang, menyambut baik aspirasi tersebut dan menyatakan komitmennya untuk membahasnya lebih lanjut dengan pihak-pihak terkait, termasuk Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan perwakilan perusahaan.
“Saya memahami bahwa usulan dari serikat pekerja ini penting untuk diperhatikan, terutama terkait kebutuhan kesejahteraan kawan-kawan buruh,” ungkap Mbak Ita.
Selain itu, Mbak Ita menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Semarang masih menunggu petunjuk dan kebijakan dari pemerintah pusat mengenai kenaikan UMK. Meski demikian, ia berharap pertemuan lanjutan akan mencapai kesepakatan yang memuaskan semua pihak.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang, Sutrisno, turut mengapresiasi suasana pertemuan yang berlangsung tanpa ketegangan.
“Pertemuan ini berlangsung dengan suasana hangat dan tanpa ketegangan, menunjukkan bahwa serikat pekerja sangat menghormati pendekatan terbuka yang dilakukan oleh Ibu Wali Kota,” jelas Sutrisno.
Ia juga berharap agar kesejahteraan buruh meningkat tanpa menghambat kelancaran dunia usaha di Kota Semarang.
Pertemuan ini mencerminkan pendekatan dialogis yang diharapkan dapat menjembatani kebutuhan buruh dan kelangsungan usaha di Kota Semarang secara berkelanjutan.(day)