Bengkulu, BM – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang hadir di Bengkulu pada Rapat Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi di Provinsi Bengkulu meminta Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti agar tetap semangat dalam membangun kesejahteraan sosial di Bengkulu tanpa harus korupsi. Sebab, banyak pihak yang berkepentingan di dalam proses pembangunan yang dikendalikan pemerintah di daerah, walaupun awalnya akan ada Disharmoni diruang lingkup Pemerintah Bengkulu kedepan.
“Saya minta Gubernur Bengkulu jangan capek membangun kesejahteraan sosial tanpa korupsi,” ujar Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang, Rabu (21/09/2016).
Saut juga memberi tantangan kepada Gubernur Provinsi Bengkulu untuk mengganti nama bunga Rafflesia dengan nama lain.
“Coba ganti nama Rafflesia Arnold dengan nama lain, karena siapa tau yang menemukan Bunga itu pribumi bukan orang luar, tapi gara-gara takut busuk mereka pergi,” ujarnya dengan nada sedikit bercanda.
Pada sambutannya juga, Saut mengibaratkan mengelola pemerintahan itu sepert memimpin sebuah orkestra jadi semua orang yang terlibat didalamnya harus memainkan irama yang sama. Kondisi seperti inilah yang sangat memungkinkan terjadi suatu distorsi pada suatu pemerintahan, karena tidak semua orang mampu melakukan penyesuaian dan mengikuti irama yang diinstruksikan sang pemimpin.
“Dalam sebuah orkestra tidak semua bisa mengikuti dan memainkan irama yang sama, karena tidak semua orang bisa menyesuaikan yang diinstruksikan oleh sang pemimpin, distorsi bisa terjadi di mana-mana, yang penting sekarang adalah action, setelah itu baru muncul inspirasi, planning dan inovasi,” tegas Saut.
Dilain kesempatan, Gubernur Bengkulu juga mengatakan bahwasanya disharmoni tentu akan terjadi, tapi melalui tekad yang kuat tentunya bisa menjadikan suatu orkestra yang penuh dengan keharmonian.
“Pertama memang disharmoni, tapi lama kelamaan nanti akan berproses menuju orkestra yang harmoni, itu tentunya harus melalui tekad yang kuat,” tegas Gubernur Bengkulu. (D12)