×
Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by whitelisting our website.

Potret Buram Pendidikan: SDN Ragatunjung 05 Terancam Ambruk, Proses Belajar Dihantui Ketakutan

BREBES, Berita Merdeka Online – Di tengah semangat pemerataan pendidikan dan peningkatan mutu layanan publik, kondisi SDN Ragatunjung 05 di Desa Ragatunjung, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes justru menyuguhkan realita yang mengkhawatirkan.

Sekolah dasar negeri yang telah berdiri sejak puluhan tahun silam ini kini berada di ambang kehancuran. Bangunan yang rapuh, fasilitas yang jauh dari layak, serta lingkungan yang tidak mendukung menjadi bayang-bayang ancaman serius terhadap keselamatan guru dan siswa dalam menjalankan proses pembelajaran.

“Seluruh bangunan sekolah sudah mengalami kerusakan berat. Dinding-dindingnya retak dan nyaris roboh, atap rawan runtuh, dan kusen pintu serta jendela sudah lapuk dimakan usia,” ujar Kholid, S.Pd., SD, Kepala SDN Ragatunjung 05.

Tak hanya itu, Kholid juga mengungkapkan bahwa sarana sanitasi di sekolah sangat tidak memadai, Rabu 11 Juni 2025.

Dengan jumlah siswa yang cukup banyak, sekolah hanya memiliki dua unit kamar kecil yang digunakan bersama oleh seluruh guru dan murid, kondisinya pun sudah tidak layak pakai.

Kondisi lingkungan sekitar sekolah pun memperparah keadaan. Akses jalan menuju SDN Ragatunjung 05 rusak parah, berlubang, dan licin akibat lumut yang tumbuh subur di permukaannya.

Situasi ini meningkatkan risiko kecelakaan bagi siswa, terutama saat musim hujan tiba.

“Kami sudah beberapa kali mengajukan permohonan bantuan dan perbaikan kepada instansi terkait, tetapi hingga hari ini belum ada tindak lanjut yang konkret. Kami hanya ingin lingkungan yang aman dan layak untuk anak-anak belajar,” imbuh Kholid.

Lebih dari sekadar kerusakan fisik, kondisi ini juga berdampak pada aspek psikologis guru dan siswa.

Lita Yuliana, seorang guru yang telah mengabdi lebih dari 12 tahun di sekolah tersebut, mengaku selalu merasa cemas setiap kali memasuki ruang kelas.

“Kami mengajar dengan penuh kekhawatiran. Setiap suara genteng jatuh atau kayu yang retak membuat kami terkejut. Kondisi ini jelas tidak ideal bagi kegiatan belajar mengajar,” ungkap Lita.

Salah satu ruangan yang mengalami kerusakan

Meski begitu, kami tetap berupaya memperbaiki beberapa bagian secara swadaya bersama masyarakat melalui gotong royong.

Kepala Desa Ragatunjung, Masduki AM., SE, juga menegaskan bahwa pihak desa telah berupaya mengajukan proposal perbaikan ke pemerintah daerah, namun hingga kini masih belum ada kejelasan.

“Kami berharap pemerintah daerah dapat segera turun tangan. Ini menyangkut masa depan generasi muda di desa kami. Untuk jalan desa yang berlubang, kami akan segera ambil langkah sementara sambil menunggu perbaikan permanen,” katanya.

Kondisi SDN Ragatunjung 05 mencerminkan ketimpangan akses pendidikan yang masih terjadi di beberapa wilayah pedesaan.

Di saat program-program nasional terus digalakkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, nyatanya masih ada sekolah-sekolah yang belum tersentuh pembangunan.

Pendidikan merupakan fondasi utama dalam pembangunan sumber daya manusia. Namun bagaimana mungkin pendidikan bisa berlangsung dengan baik jika tempat belajarnya justru mengancam keselamatan penghuninya?

Kondisi ini menjadi cerminan nyata bahwa komitmen terhadap dunia pendidikan tidak cukup hanya melalui program di atas kertas.

Diperlukan aksi nyata, perhatian anggaran yang merata, dan pengawasan yang tegas terhadap implementasi pembangunan infrastruktur pendidikan di daerah-daerah.

Masa depan anak-anak bangsa tidak dibiarkan terancam hanya karena persoalan insfratruktur yang tak kunjung diselesaikan. (Wawan Bambang AK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *