×
Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by whitelisting our website.

Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Persembahkan Macapat Senja

YOGYAKARTA, BERITA MERDEKA Online – Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta melaksanakan kegiatan pertunjukan Macapat Senja di Taman Budaya Embung Giwangan, Yogyakarta, Selasa (7/5/2024) sore. Pertunjukan itu melibatkan anak-anak. Materi pertunjukan juga dibuat lebih modern dengan adanya tambahan hip hop dan dipimpin konduktor seakan pertunjukan sebuah orkestra.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti menyampaikan Macapat Senja adalah sebuah perayaan yang menyertakan anak-anak muda untuk menjaga kelestarian seni tradisi macapat di tengah arus modernisasi yang terus bergulir.

Selain itu, tujuan pagelaran tarsebut juga memberikan panggung bagi kreativitas dan inovasi anak muda di Kota Yogyakarta.

“Di tangan mereka, tembang-tembang Macapat, bukan menjadi nyanyian masa lalu, tetapi menjadi refleksi hidup, yang menangkap esensi zaman modern dengan cemerlang” ujarnya.

Pagelaran tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarya dengan komunitas Macapat Project. Hasil proses tersebut memunculkan produk pertunjukan yang menggabungkan antara tradisi dan inovasi.

Gelaran tersebur juga sebagai wadah untuk merangkul peran aktif anak muda dalam memelihara keberlangsungan budaya seni macapat. Hal tersebut karena anak muda dinilai menjadi pionir, penggali, dan penerus, yang membawa kebesaran budaya di masa mendatang.

Gelaran tersebut juga merefleksikan sebuah perjuangan membumikan ilmu dan mengembangkan kebudayaan. Tahun ini merupakan tahun ketiga penyelenggaraan sejak 2022.

“Anggota Macapath Project, Komunitas Jawara Sastra Kota Yogyakarta, Pamulangan Dalang Anak Disbud Kota Yogyakarta, Pamulangan Sekar Macapat Kridhamardawa Kraton Yogyakarta, dan Pamulangan Sekar Macapat Puro Pakualaman,” sambungnya.

Konsep pertunjukan Macapat Senja, terbuka untuk masyarakat luas, gratis/tidak dipungut biaya. Di pojok panggung penonton juga disediakan jamuan menu angkringan secara gratis. Sambil menikmati menu khas Jogja itu, penonton disuguhi tembang dalam konsep panembrama dengan tembang Kinanthi Gandamastuti dilanjutkan tembang Sekar Mijil Wedharingtyas, Sekar Asmarandana, dan Gugur Gunung yang diiringi koreografi tarian dan alunan gamelan.

”Ada sesi pelepasan ikan di Embung Giwangan sebagai simbol upaya pelestarian dan keberlanjutan tradisi yang adiluhung,” jelasnya.

Pimpinan Produksi Macapat Senja Danang Rusmandoko menyampaikan di tengah zaman modern dia senang  melihat anak-anak yang masih mau berlatih mocopat. Dalam pagelaran tersebut, konsep pertunjukan macapat bukan sekadar konvensional pada umumnya.

”Kami bikin menarik untuk anak anak,” katanya.

Peserta pertunjukan paling muda adalah anak yang masih duduk di bangku SD kelas empat. Proses latihan dinilai tidak begitu sulit karena anak anak sebagain merupakan juara macapat atau kompetisi sebelumnya, jadi sudah punya modal. (TIM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *