Beritamerdekaonline.com, Jakarta – 8 September 2025. Pemerintah kembali menggulirkan rencana merger Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya guna memperkuat industri konstruksi nasional. Dalam rencana konsolidasi ini, akan dibentuk tiga holding besar.
Pertama, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) akan digabung dengan PT PP (Persero) Tbk (PTPP). Kedua, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) ditunjuk sebagai induk holding untuk PT Brantas Abipraya dan PT Nindya Karya. Sementara itu, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) akan dilebur bersama PT Hutama Karya (Persero).
Direktur Utama ADHI, Entus Asnawi, menegaskan bahwa pihaknya masih menunggu keputusan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) terkait mekanisme integrasi.
“Kami masih menunggu keputusan dari Danantara, karena dalam integrasi ini ada perusahaan terbuka (Tbk) dan non-Tbk. Proses untuk yang Tbk tentu lebih panjang karena menyangkut banyak penyesuaian,” jelas Entus dalam acara Public Expose Live, Senin (8/9/2025).
Ia menambahkan, merger bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kepastian demi memperbaiki kondisi keuangan, meningkatkan daya saing, serta mengoptimalkan kompetensi setiap perusahaan.
Chief Operating Officer (COO) BPI Danantara, Dony Oskaria, menilai konsolidasi diperlukan karena selama ini terjadi tumpang tindih peran anak usaha di sejumlah BUMN Karya.
“Kita sedang menghitung, kurang lebih akan ada tiga perusahaan karya yang kuat ke depannya. Bisnisnya difokuskan hanya sebagai kontraktor, sementara anak usaha yang bukan kontraktor akan disesuaikan,” ujar Dony di Kompleks Parlemen, Senayan.
Menurutnya, penggabungan ini akan membuat BUMN Karya lebih sehat secara finansial, efisien dalam operasional, dan memiliki posisi kompetitif yang lebih kuat di industri konstruksi nasional maupun internasional. (Heru Hermawan)