Serdang Bedagai, BeritaMerdekaOnline.com — Sebuah momen haru sekaligus pelajaran berharga terjadi di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Kamis malam (9/10/2025). Kris Benhard Siregar (44), pemilik akun Facebook yang sempat menjadi perhatian publik karena unggahan bernada penghinaan terhadap Bupati Sergai, Darma Wijaya alias Wiwik, akhirnya datang langsung ke kediaman pribadi sang bupati untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.

Pertemuan itu berlangsung hangat dan penuh makna. Dengan wajah penuh penyesalan, Kris Benhard Siregar mengakui kesalahannya dan menyatakan siap menanggung konsekuensi hukum dari tindakannya.

“Tujuan saya ke sini adalah untuk meminta maaf secara langsung kepada Bapak Bupati Darma Wijaya atas postingan saya di Facebook yang menghina beliau. Saya sadar perbuatan saya salah dan sangat menyesal,” ungkap Kris kepada awak media.

Unggahan Kris di media sosial sebelumnya dinilai mencemarkan nama baik dan melanggar etika komunikasi publik. Kasus tersebut bahkan membuat dirinya ditetapkan sebagai tersangka oleh Satreskrim Polres Sergai berdasarkan laporan resmi yang dilayangkan oleh pihak Bupati dengan nomor LP/B/201/VI/2025/SPKT/Polres Sergai/Polda Sumut, tertanggal 9 Juni 2025.

Namun, pertemuan malam itu menghadirkan suasana berbeda. Alih-alih marah, Bupati Darma Wijaya justru menyambut kedatangan Kris dengan tangan terbuka dan sikap penuh kedamaian.

“Dia datang dan mengakui perbuatannya, serta berjanji tidak akan mengulangi hal serupa. Sebagai manusia dan seorang muslim, tidak ada alasan bagi saya untuk tidak memaafkan,” tutur Darma Wijaya dengan tenang.
“Allah saja Maha Pemaaf, apalagi saya sebagai hamba-Nya,” tambahnya.

Sikap bijak Bupati Darma Wijaya menuai apresiasi dari banyak pihak. Momen tersebut memperlihatkan nilai-nilai kemanusiaan dan kearifan lokal dalam menyelesaikan konflik secara damai dan kekeluargaan.

Kris yang sempat menjadi sorotan warganet juga mengimbau masyarakat agar menjadikan kasusnya sebagai pelajaran penting dalam menggunakan media sosial.

“Saya menyesal. Status yang saya tulis tidak pantas dan bisa berdampak buruk. Saya harap masyarakat berhati-hati dalam bermedia sosial agar tidak menyesal seperti saya,” ujarnya.

Di akhir pertemuan, keduanya saling berjabat tangan dan tersenyum, menandakan bahwa persoalan tersebut telah berakhir dengan damai. Meski proses hukum tetap berjalan, langkah damai ini menjadi contoh nyata bahwa permintaan maaf dan keikhlasan dapat meredakan konflik yang sempat memanas.

Peristiwa ini sekaligus menjadi refleksi bagi publik bahwa media sosial bukan tempat untuk melampiaskan emosi, melainkan sarana komunikasi yang seharusnya digunakan secara bijak dan bertanggung jawab. (M Yamin Nasution – Berita Merdeka Online)