Kepahiang, Beritamerdekaonline.com – Di tengah geliat pembangunan dan janji kesejahteraan sosial, terselip kisah menyayat hati dari Desa Pungguk Meranti, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu.

Seorang kakek berusia 63 tahun, Lukmanudin, kini hanya bisa terbaring lemah di ranjang usang, ditemani sang istri, Suharyani, yang setia merawatnya. Selama 11 tahun, Lukmanudin menderita stroke hingga lumpuh total. Namun yang lebih menyedihkan, penderitaannya tak pernah tersentuh bantuan dari pihak pemerintah, baik tingkat desa maupun kabupaten.

“Sudah 11 tahun suami saya lumpuh, belum pernah sekalipun kami mendapat bantuan dari pemerintah,” tutur Suharyani dengan mata berkaca-kaca saat ditemui pewarta, Minggu (5/10/2025).

Untuk biaya berobat, keluarga ini hanya mengandalkan hasil kerja serabutan Suharyani serta patungan anak-anak mereka. Sesekali, bantuan datang dari warga sekitar yang iba melihat kondisi Lukmanudin.

Suharyani pernah menabung sedikit demi sedikit untuk membeli kursi roda agar sang suami bisa menikmati udara luar. Namun uang itu akhirnya habis untuk kebutuhan pokok. “Semoga pemerintah bisa membantu sedikit banyaknya untuk meringankan beban kami,” harapnya dengan suara lirih.

Ironisnya, meski pemerintah memiliki berbagai program bantuan sosial seperti PKH dan BPJS Kesehatan, keluarga Lukmanudin tidak terdaftar dalam sistem. Warga sekitar berharap Pemerintah Kabupaten Kepahiang segera turun tangan agar mereka mendapat perawatan medis yang layak.

Di balik keterpurukan, tersisa harapan kecil dari hati seorang istri yang tulus. Suharyani berharap agar pemerintah membuka mata terhadap nasib rakyat kecil yang terpinggirkan. Ia tak menuntut banyak, hanya perhatian dan bantuan agar suaminya bisa sedikit lebih baik.