SEMARANG, Berita Merdeka Online – Curah hujan tinggi yang menyebabkan banjir di sejumlah wilayah Kota Semarang mengundang kepedulian dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) yang turut memberikan dukungan terhadap gerakan NU Peduli bagi masyarakat terdampak.

Bentuk kepedulian tersebut diwujudkan melalui penyerahan bantuan bahan pangan ke Dapur Umum NU Peduli yang dikelola oleh Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) PCNU Kota Semarang).

Dapur umum itu berlokasi di sekitar Jembatan Kaligawe, Kecamatan Gayamsari, dan menjadi salah satu pusat distribusi bantuan bagi warga yang rumahnya terendam banjir.

Perwakilan dari Fatayat NU Kota Semarang, Aniqotun Nafiah, menyampaikan bahwa pihaknya datang bersama sejumlah pengurus untuk mengantarkan bantuan sembako dan kebutuhan dasar bagi dapur umum.

“Kami membawa bahan makanan untuk membantu operasional dapur umum NU Peduli. Meski tidak banyak, semoga bisa bermanfaat bagi masyarakat yang sedang kesulitan,” ujarnya, Kamis (30/10/2025).

Aniqotun yang juga menjabat sebagai salah satu sekretaris PC Fatayat NU menuturkan, banjir yang melanda kawasan Genuk dan Gayamsari menjadi pengingat pentingnya solidaritas sosial.

Ia turut mendoakan agar warga yang terdampak diberikan ketabahan dan segera pulih setelah banjir surut.

“Kita semua tentu tidak menginginkan bencana seperti ini. Semoga menjadi ujian yang menguatkan dan meninggikan derajat saudara-saudara kita yang terkena musibah,” ungkapnya penuh empati.

Ia menambahkan, Fatayat NU juga berkontribusi melalui tenaga sukarela yang membantu pengolahan logistik di posko bantuan NU Peduli.

Kegiatan tersebut dijalankan bersama Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) Kecamatan Genuk dan melibatkan berbagai lembaga serta badan otonom di lingkungan NU.

Sementara itu, Ketua LPBI PCNU Kota Semarang, dr. Muhammad Hayyi Wildani, mengungkapkan harapannya agar pemerintah lebih serius dalam menyiapkan langkah jangka panjang mengatasi banjir di kawasan Genuk dan Gayamsari.

“Kedua daerah ini sudah masuk kategori zona merah rawan banjir. Kami berharap ada upaya nyata dari pemerintah agar bencana seperti ini tidak terus berulang setiap musim hujan,” jelasnya.

Sebagai warga Tambakrejo, Hayyi menuturkan bahwa banjir kali ini merupakan yang terparah dalam beberapa tahun terakhir.

“Kami memang sudah terbiasa dengan genangan setiap musim hujan, tapi tahun ini benar-benar paling parah,” tuturnya.

Gerakan NU Peduli juga mencatat sejumlah donatur yang telah menyalurkan bantuannya. Beberapa di antaranya adalah PT Alfazza Nabawi Tour & Travel sebesar Rp10 juta, Zidan Esriyanto Rp2 juta, Ayatullah Khumaini Rp500 ribu, serta donasi dari MWCNU Banyumanik, dr. Sofi, dan berbagai pihak lainnya. Selain uang tunai, bantuan barang seperti beras, telur, minyak goreng, mi instan, kopi, dan teh juga terus berdatangan dari Fatayat NU, MWCNU Ngaliyan, serta posko warga di sekitar lokasi banjir.

Partisipasi tersebut menunjukkan kuatnya nilai solidaritas dan gotong royong di kalangan warga NU.

Melalui sinergi antarlembaga dan dukungan masyarakat, NU Peduli terus bergerak memberikan bantuan kemanusiaan bagi warga Semarang yang terdampak banjir. (lim)