SEMARANG, Berita Merdeka Online – Hujan deras yang melanda Kota Semarang selama beberapa hari terakhir membuat sejumlah kawasan terendam banjir, termasuk Pasar Waru di Jalan Kaligawe, Kelurahan Sawah Besar, Kecamatan Gayamsari.
Banjir yang berlangsung hingga sembilan hari itu membuat aktivitas warga lumpuh.
Salah satu yang terdampak paling berat adalah seorang penjaga WC umum bernama Dul Harsono (57) yang diketahui menderita stroke dan hidup seorang diri di kawasan pasar tersebut.
Meski kondisinya lemah dan sulit berjalan tanpa tongkat, Dul Harsono yang akrab disapa Bugis tetap memilih bertahan di tempatnya.
Ia enggan meninggalkan lokasi meskipun air menggenangi hampir seluruh area pasar.
Selama sembilan hari, ia tidak mendapat bantuan makanan maupun kebutuhan pokok, hingga akhirnya tim NU Peduli dari Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) PCNU Kota Semarang datang menyalurkan logistik untuk membantu kelangsungan hidupnya.
Pada Sabtu (1/11/2025) menjelang waktu zuhur, seorang relawan NU Peduli nekat menerobos genangan air menggunakan sepeda motor hingga mencapai pintu masuk pasar.
Setelah itu, ia melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menembus air banjir yang mencapai lutut, menyusuri kios-kios yang terendam.
Dari kejauhan tampak warga yang hanya bisa pasrah menjaga dagangan mereka yang ikut terendam.
Di ujung lorong pasar, terdapat bangunan kecil tempat Bugis biasa bekerja menjaga WC umum.
Kepada tim NU Peduli dan sejumlah awak media yang turut serta, Bugis menceritakan bahwa ia telah menetap di area pasar sejak istrinya meninggal dunia sekitar sepuluh tahun lalu.
Kini ia hanya ditemani seorang kawan yang nasibnya serupa, yang dianggapnya sudah seperti saudara sendiri.
“Orang-orang di sini biasa memanggil saya Bugis,” ujarnya dengan nada pelan.
Bugis tampak terharu saat menerima paket bantuan berisi nasi bungkus, air minum, sebungkus rokok, dan sejumlah uang tunai dari NU Peduli.
“Alhamdulillah, terima kasih. Semoga tim NU Peduli selalu diberi kemudahan dan keberkahan untuk membantu masyarakat,” ucapnya sambil menadahkan tangan dan membacakan doa.
Usai menerima bantuan, Bugis sempat bercakap hangat dengan para relawan. Ia mengaku akan tetap bertahan di lokasi selama kondisi masih memungkinkan.
Namun, jika air semakin tinggi dan situasi memburuk, ia siap untuk dievakuasi ke posko NU Peduli.
“Nanti kalau air sudah makin dalam, saya sendiri yang akan ke sana, ke posko NU,” katanya sambil menunjuk perkiraan ketinggian air di sekitarnya. (lim)




Tinggalkan Balasan