Inilah Momen Ganjar Pranowo Serang Jokowi

JAKARTA, BERITAMERDEKAONLINE.COM – Hubungan antara PDI Perjuangan (PDIP) dengan keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) mungkin tengah berada di titik nadir.

Pendukung kedua belah pihak ‘saling serang’ menyusul putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, resmi menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto.

Sebagaimana diketahui, PDIP adalah partai yang mendukung Jokowi ketika menjadi wali kota Solo, gubernur DKI Jakarta, hingga presiden dua periode.

Kini, pada Pilpres 2024, PDIP mendukung pasangan Ganjar Pranowo – Mahfud MD.

BACA JUGA : Kader Pendiri Partai Demokrat Membelot, Berikan Dukungan Ke Pasangan Capres/cawapres Ganjar-Mahfud – Berita Merdeka Online

Keputusan putra Jokowi menjadi pasangan politik calon rival Ganjar-Mahfud, yaitu Prabowo, mendapat respons keras dari PDIP.

Calon presiden (capres) yang diusung PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo juga dianggap mulai melakukan serangan terhadap Presiden Joko Widodo.

Berikut beberapa sindiran Ganjar yang diduga diarahkan ke Jokowi:

1. Sindir proses kaderisasi

Saat berkunjung ke Provinsi Bali, Ganjar mendapatkan curahan hati dari seorang kader PDI Perjuangan asal Kabupaten Tabanan, Bali, Komang Suparman.

Komang menyentil intrik politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Menurutnya sikap Jokowi di ujung kepemimpinannya telah mengkhianati PDIP dengan membentuk dinasti politik.

“Dengan sikap begitu tanpa ada perasaan dia membentuk dinasti dan melupakan begitu saja perjuangan PDIP,” kata Suparman dalam forum bertajuk Ngobrol Santai Ganjar Pranowo di kantor DPD PDIP Bali, Kamis (2/11/2023).

Ganjar lalu merespons keluhan Suparman itu dengan diplomatis.

Dirinya mulanya menyinggung kaderisasi di PDIP.

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu kemudian menceritakan dirinya sering mengikuti diklat kaderisasi di Papua, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Bali.

“Ini lah kaderisasi, kalau nggak pernah diberikan kaderisasi orang masuk partai masuk PDIP, tiba-tiba itu belum kader, itu anggota,” jawab Ganjar.

Ganjar mengatakan, kaderisasi merupakan proses bagi anggota partai untuk bisa memahami dan mencintai partainya.

Menurutnya, seorang kader harus siap kecewa tanpa harus mengkhianati partainya.

“Sejak PDIP, jadi saya mengerti ini bagaimana berproses. Ya ada kecewanya nggak? Ada. Tapi kan kita bisa memilah dan memilih,” tutur Ganjar.

Dia pun menyontohkan saat Wayan Koster marah-marah ke anggota PDIP Bali. Meski ada yang kecewa terhadap sikap Koster, Ganjar menyebut hal itu adalah sikap partai.

“Pasti ada yang nggak suka sama dia (Koster). Itulah kekecewaan tapi bukan berarti harus kemudian kita minggat (keluar dari partai) to?,” kata Ganjar.

2. Sindir program food estate Jokowi

Ganjar Pranowo mengatakan Indonesia tidak memerlukan program Food Estate atau pembangunan lumbung pangan pemerintahan Presiden Jokowi.

Sebab, setiap daerah di Tanah Air sudah memiliki pengalaman yang terbukti sukses menghasilkan produk pangan. Salah satu di antaranya, Bali dengan sistem irigasi subak yang sudah mendunia.

“Saya lagi ngumpulin ahli-ahli ini dan kita tidak harus sama, Bali bagus tapi tidak bisa dicitrakan di tempat lain. Tapi kita enggak usah sama, asimetris saja, titiknya kita tahu, maka kita tidak perlu buat food estate yang gede betul,” kata dia saat bertemu kader PDIP di kantor DPD PDI-P, Jalan Banteng Baru, Kota Denpasar, Bali, Kamis (2/11/2023).

“Kalau mau food estate kita cari tempat yang memungkinkan. Maaf saja karena kita tidak bisa merencanakan model yang begitu. Jadi best practice seperti pertanian di Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, Sulawesi Selatan, ini yang bagus, Sumatera Barat , kita lihat ini bagus praktiknya, enggak usah aneh-aneh, “sambungnya.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, program food estate adalah proyek pemerintahan Presiden Joko Widodo yang mendapat kritik dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto pada pertengahan Agustus lalu.

Ia menilai bahwa proyek tersebut justru menjadi kejahatan lingkungan karena banyak mengorbankan hutan.

“Kami memberikan suatu catatan yang sangat kuat terkait dengan upaya yang telah dilakukan oleh Presiden Jokowi untuk membangun food estate,” kata Hasto di Bogor, Jawa Barat, Selasa (15/8/2023).

Sementara, Presiden Joko Widodo menekankan bahwa proses pembuatan food estate tidak boleh dihentikan dan harus terus diperjuangkan.

“Hati-hati, semua kawasan, semua negara, sekarang ini menghadapi yang namanya krisis pangan,” kata Jokowi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (18/8/2023).

3. Unggah soal tangisan Menteri PUPR Basuki

Ganjar Pranowo menceritakan momen akrab dirinya saat bertemu dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono.

Momen pertemuan dengan Basuki tersebut diunggah Ganjar melalui akun Instagram miliknya, Sabtu (28/10/2023) lalu.

Ada dua foto yang diunggah Ganjar, yakni saat keduannya berpelukan serta bersalaman.

Basuki tampak sedih dalam dua foto tersebut, sedangkan Ganjar tersenyum lebar.

Ganjar menuturkan, pertemuan tersebut merupakan pertemuan antara dua teman lama alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

“Obrolan antara dua anggota Kagama,” kata Ganjar di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/10/2023), dikutip dari YouTube KompasTV.

Ganjar mengaku dalam pertemuan tersebut sempat ada momen haru.

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu mengatakan, Basuki sempat meneteskan air mata saat pertama kali memeluk dirinya.

Ganjar pun mengaku kaget dengan respons Basuki saat itu.

Tangisan itu, kata Ganjar, disertai pelukan kencang tanda keakraban dari Basuki.

“Ya saya juga kaget karena saat peluk saya pertama beliau meneteskan air mata, terus saya dipeluk kencang sekali,” ujarnya.

Merespons momen haru itu, Ganjar mengaku langsung menenangkan Basuki dengan guyonannya.

Meski demikian, Ganjar tak merinci apa alasan pria yang akrab disapa Pak Bas itu menangis di hadapannya.

Dirinya hanya memastikan bahwa ia dan Basuki sudah menjalin persahabatan sejak lama.

“Lho mas-mas tenang saya cuma mau konsultasi tentang infrastruktur, tapi beliau sudah bersahabat sama saya lama sekali.”

“Nggak tahu (kenapa menangis), kangen kali, hahaha,” ujar Ganjar.

Lebih lanjut, Ganjar mengaku pertemuan beberapa waktu lalu itu hanya belajar soal politik infrastruktur.

“Saya bertanya banyak hal tentang politik infrastruktur, saya ngaji bersama beliau,” tuturnya.

4. Tak lagi pakai baju desain Jokowi

Ganjar diketahui sempat pamer baju dengan motif garis-garis hitam putih saat menghadiri Silahturahmi 1 Muharam 1445H bersama Relawan pendukung di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (19/7/2023).

Ganjar pun mengungkapkan motif kemeja itu merupakan desain dari Presiden Jokowi.

Dikatakan Ganjar, desain baju itu diberikan Jokowi saat mereka makan siang bersama.

“Beliau (Presiden Jokowi) pun sangat perhatian sampai detail baju sehingga merekomendasikan untuk saya pakai,” kata Ganjar di hadapan ratusan relawan, Rabu.

“Beliau menyampaikan selembar kertas kepada saya. ‘Pak Ganjar mungkin ini bagus’.”

“Saya lihat, saya bolak, saya balik, karena apa yang bagus itu adalah baju yang saya pakai ini,” sambung Ganjar.

Ganjar berpendapat, makna baju tersebut sebagai penanda bahwa dirinya bukan orang yang abu-abu dalam mengambil sikap.

“Kenapa (baju kemeja) hitam putih. Saya sampaikan bahwa saya bukan orang abu-abu. Ketika kita bersikap pada sebuah keputusan yang sulit, Anda mau pilih yang mana,” kata Ganjar disambut tepuk tangan ratusan relawannya.

Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres 2024 PDIP (TKRPP PDI-P) Ahmad Basarah menegaskan bahwa aturan mengenai kostum berpakaian bakal capres dan bakal cawapres merupakan ranah dari partai politik maupun tim pemenangan sebagai pihak yang berhak mengusung pasangan calon.

Hal ini disampaikannya dalam menjawab pertanyaan mengapa bakal capres PDIP Ganjar Pranowo kerap tidak menggunakan baju hitam putih garis-garis seperti yang beberapa waktu sebelumnya dimaknai sebagai baju ide Presiden Joko Widodo.

Basarah menyebut, Presiden Jokowi berulang kali mengatakan bahwa terkait Pilpres merupakan adalah urusan parpol.

“Sehingga dalam hal itu, termasuk dalam hal menentukan bagaimana visi misi program capres cawapres yang akan kami daftarkan ke KPU, maupun cara berkampanye serta kostum yang lain sebagainya, saya kira itu ranah parpol dan tim pemenangan nasional,” kata Basarah ditemui di Tugu Proklamasi, Jakarta, Kamis (19/10/2023).

Oleh sebab itu, Basarah juga menilai bahwa Jokowi tidak akan masalah apabila baju Ganjar tak lagi garis putih.

PDI-P juga meminta hal tersebut tidak lantas menjadi persoalan mengingat Pilpres harus berjalan secara damai.

“Saya kira tidak ada persoalan mengenai pilihan-pilihan kostum yang akan dipakai, saya kira bagian dari cara kita untuk membuat pilpres ini sebagai hal menggembirakan, satu hal yang mengasikkan bagi bangsa Indonesia,” tutur dia.

5. Ganjar tiba-tiba ucap soal drama politik

Melalui pidatonya selepas pengundian nomor urut untuk Pilpres 2024, Ganjar sempat menyinggung soal drama politik, Selasa (14/11/2023).

Pernyataan itu diduga diarahkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mana istilah itu pertama kali dilontarkan oleh ayah Gibran tersebut.

Sebelumnya, Ganjar menegaskan, drama dalam dunia politik Indonesia seharusnya tak perlu terjadi.

“Drama-drama itulah yang sebenarnya tidak perlu terjadi, dan malam ini memang seharusnya kita sedang memulai perayaan demokrasi melalui pemilu,” terang Ganjar pada Selasa, dikutip dari YouTube Kompas TV.

Di sisi lain, pria berusia 55 tahun itu berujar pihaknya terus mendengarkan berbagai kegelisahan terkait situasi nasional akhir-akhir ini.

“Melihat situasi belakangan ini, tentu kami mendengarkan banyak pihak. Kami menangkap apa yang menjadi kegelisahan suasana kebatinan yang muncul di masyarakat,” ujarnya.

Ganjar Pranowo mengaku mendengarkan suara dari berbagai kalangan, mulai dari tokoh agama, jurnalis, budayawan, hingga aktivis mahasiswa.

“Semuanya sedang menyuarakan kegelisahan itu,” tegasnya.

Dirinya pun memastikan pasangan Ganjar dan Mahfud MD akan menjaga demokrasi di Indonesia.

“Saya tenang kok, dan kami ini tenang semua, karena kami sangat yakin ada rakyat Indonesia bersama kami untuk menjaga demokrasi di negeri ini,” ungkap Ganjar.

Meski tak menjelaskan secara gamblang apa alasannya, calon wakil presiden (cawapres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), Gibran Rakabuming Raka, mengaku sepakat dengan pernyataan Ganjar.

“Setuju,” jelas Gibran Rakabuming Raka saat ditemui di kantornya, Rabu (15/11/2023).

Di sisi lain, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menyatakan bahwa dirinya sempat bertemu dengan Ganjar ketika pengundian nomor urut.

Meskipun demikian, pria berusia 36 tahun itu enggan membeberkan isi pembicaraannya dengan Ganjar Pranowo.

Namun, ia menuturkan suasana pertemuan para elite koalisi partai politik masing-masing kubu berlangsung dengan hangat.

“Yang jelas kami kemarin datang ke KPU sebelum pengundian makan bersama semua. Suasana hangat di sana,” terangnya.  (INT)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *