YOGYAKARTA, BERITAMERDEKAONLINE.COM – Saat ini di Provinsi Yogyakarta, marak ditemukan prostitusi daring atau online. Salah satunya, terdapat di aplikasi Walla, yakni aplikasi yang menyediakan pertemuan online sesama jenis seperti Gay.
Hasil amatan dan investigasi jurnalis, ditemukan sejumlah user aplikasi ini mulai kalangan remaja hingga dewasa bahkan tua.
Salah satu user Walla, mengaku bahwa aplikasi tersebut membantunya untuk menawarkan jasa pemuas seksual sesama jenis pria dengan modus penawaran jasa pijit.
BACA JUGA : Apakah LGBT Mempengaruhi Sektor Pariwisata ? Ini Kata Pengamat Pariwisata Damiasih | Berita Merdeka Online
“Ya mas, saya tawarin pijit dengan oral juga mas. Kalau sepakat, harganya bervariasi mas, mulai seratus ribu hingga lima ratus ribu rupiah,” kata pria muda berinisial H, yang mengaku memiliki kelainan seksual sejak sekolah SMP itu, Minggu (1/10/2023).
H mendapat pelanggannya dari aplikasi tersebut, disamping memberitahukan layanan itu di media sosial grup Facebook.
“Ada juga saya broadcast di media sosial Facebook. Ya, rata-rata saya dapat pelanggan yang cocok dan uangnya buat kebutuhan sehari-hari,” sambungnya.
Salah seorang masyarakat di Yogyakarta mengaku resah dengan maraknya prostitusi sesama jenis via daring itu. Salah satunya ibu Ayu. Ibu tiga anak ini mengaku prihatin, dan meminta pemerintah serta unsur terkait menanganinya.
BACA JUGA : Soal Maraknya LGBT Disertai Aplikasi Pendukungnya, Serta Pandangan Hukum | Berita Merdeka Online
“Ini mungkin yang namanya mau kiamat. Maunya, pemerintah kuatkan pengawasan di jejaring sosial dan pihak Polisi melakukan pengamanan atau penangkapan terhadap oknum-oknum gitu. Agar, anak anak kita yang lain tidak terkontaminasi, dan perlunya juga pendidikan agama di lingkungan keluarga,” kata Ayu.
Perkumpulan gay juga tergabung dalam media sosial itu di antaranya grup publik ‘Gay Joga Baru I Rintis Lagi Dari Awal’. Grup kelompok gay ini beranggotakan lebih dari 755 user. Masih banyak lagi Facebook grup khusus Gay yang beredar di Yogyakarta. (Ely)